Kaligrafer Wanita Dalam Pentas Sejarah

kaligrafer wanita

Membincang tentang seni kaligrafi, tidak lengkap jika belum menyinggung tentang keberadaan para kaligrafer wanita yang ikut berperan penting dalam sejarak tumbuh kembangnya seni mulia ini. Hanya saja, mungkin kurang banyak sumber yang bisa memberikan keterangan dan data yang memuaskan.

Continue Reading

Geliat Indonesia di Lomba Kaligrafi Internasional IRCICA


Hasil dari lomba kaligrafi intenasional oleh IRCICA baru saja diumumkan tanggal 17 mei 2016 yang lalu. Karya yang masuk ke meja panitia sebanyak 979 karya dari 688 peserta yang berasal dari 18 negara. Dari karya yang masuk 314 masuk kedalam tahap akhir penjurian dan 112 karya dinyatakan menang. Dari 112 karya yang ada, 5 di ataranya berasal dari Indonesia.

Lomba yang diadakan dalam 11 kategori khot ini mengusung nama Hafidz Osman, seorang kaligrafer yang hidup pada abad ke-17. Dalam press rilis resmi di Hotel Dedeman, Istanbul, secara statistic, Iran dengan 23 pemenang adalah Negara yang paling banyak mendapatkan nominasi. Disusul oleh Mesir (20) dan Turki (17). Sementara Indonesia berada di urutan ke-8 dengan 5 pemenang, di antara Aljazair (7) dan Malaysia (4).

Perlu dicatat, bahwa 5 pemenang ditorehkan Indonesia tahun ini merupakan angka terbesar yang pernah muncul dalam lomba kaligrafi 3 tahunan yang telah berlangsung semenjak tahun 1986 ini. Karena itu sebuah kesyukuran dan kebanggaan kita bersama, dan tentunya prestasi tersebut perlu dijaga dan bahkan ditingkatkan. Bravo Indonesia, selamat kepada para pemenang!

Daftar kaligrafer Indonesia yang masuk dalam nominasi lomba kaligrafi internasional yang dihelat IRCICA tahun ini. [admin/hamidionline]

[table id=1 responsive=scroll/]

Continue Reading

Seminar dan Pemberian Ijazah Khot di UNIDA Gontor


Departemen Kesenian dan Kreatifitas Dewan Mahasiswa Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor mengadakan seminar yang bertema “Metode Pembelajaran Kaligrafi Dengan sistem Ijazah”. Acara ini diadaka di Hall CIOS UNIDA Gontor pada hari Senin, 16 November 2015. Hadir dalam acara ini Syaikh Belaid Hamidi Al Khattath (Maroko). Beliau sudah malang melintang di berbagai dunia tentang pembelajaran  Khot Kaligrafi.

Acara ini dibuka  oleh  Wakil Rektor III Dr. Dihyatun Masqon, M.A. Kemudian dilanjutkan acara inti yaitu presentasi Syaikh Belaid Hamidi Al Khattath tentang Khot Kaligrafi. Peserta tidak hanya dari Mahasiswa Darussalam Gontor saja tetapi panitia juga mengundang Mahasiswa/i dan Pondok luar, seperti Mahasiswa IAIRM Walisongo, Pondok Muqoddasah dll. untuk berpartisipasi dalam acara seminar ini.

Tujuan acara ini untuk meningkatkan minat mahasiswa dalam bidang pembelajaran kaligrafi, menggali potensi Mahasiswa dalam penulisan kaligrafi serta memberikan suatu wadah untuk mahasiswa agar lebih berkreasi dan berinovasi pada bidang kaligrafi. Ini membuktikan bahwasanya UNIDA Gontor sebagai perguruan tinggi berkualitas memiliki kepedulian yang besar terhadap para mahasiswanya tidak hanya dalam aspek akademis, tetapi juga dalam aspek non akademik  seperti seminar Metode Pembelajaran Kaligrafi Dengan Sistem Ijazah.

Di akhir acara, penyerahan ijazah diberikan kepada 2 orang mahasiswa UNIDA Gontor, mereka adalah Jamal Fakultas Ushuluddin Semester III, dan Faishol Fakultas Ekonomi dan Menejemen Semester III. Mereka sebelumya belajar khot kaligrafi kepada Ustadz Muhammad  Nur, Lc., beliau adalah murid dari Syaikh Belaid Hamidi Al Khattath. Ini cukup membanggakan dikarena baru 2 orang mendapat ijazah dari seluruh mahasiswa di Kampus Siman ini. Mereka juga diberi hak oleh Syaikh Belaid Hamidi untuk mengajar khot kaligrafi dengan sistem ijazah kepada yang berminat belajar. Disamping itu, mahasiswa  berkesempatan mendapat ijazah  ketika sudah tamat belajar, karena sistem belajar yaitu dengan sanad pembelajaran. (http://unida.gontor.ac.id)

Continue Reading

Pameran dan Festival Kaligrafi Nasional 2015

Berkenaan dengan Agenda 2 tahunan SAKAL (Sekolah Kaligrafi Al Quran), SAKAL mengadakan acara Festival dan Pameran Kaligrafi. yang didalam acara tersebut terdapat rangkaian acara sebagai berikut:

1. Festival Kaligrafi Nasional
Tujuan dari festival ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana perkembangan kaligrafi di Indonesia. Selain itu juga untuk mendorong dan mengembangkan kreativitas para pegiat kaligrafi di seluruh Indonesia. Festival ini hanya berkonsentrasi pada kaligrafi yang memiliki kaidah-kaidah penulisan. Dengan kata lain kaligrafi yang keindahannya tidak lepas dari aturan aturan yang
menyelimutinya, yaitu kaligrafi tradisional (classic).Semua karya di tuliskan di atas kertas seperti: muqohhar, yasmine, peacok dll, selain kertas manila dan kertas yang digunakan selain warna putih. Untuk Detail Karya dan persyaratan bisa dilihat di BOOKLET FESTIVAL & LOMBA KALIGRAFI NASIONAL.

2. WorkShop Kaligrafi Nasional
Dalam acara ini kita akan bertemu dengan hakim juri Internasional dalam lomba yang diadakan IRCICA yaitu Ustadz Belaid Hamidi dari Maroko, selain itu juga kita akan bertemu dengan ketua Jamiyyatu Ummu al Qura yaitu DR. Abdullah bin Abduh Futiny dari Saudi Arabia, serta akan bertemu juga dengan maestro iluminasi Jawa timur yaitu Ustadz Bambang Priyadi dari Malang.

3. Lomba Kaligrafi Nasional (mengirim)
Lomba ini menggunakan Khot Riq’ah dengan pena maksimal 2,5 mm, yang kemudian di kirim ke Sekretariatan SAKAL. bila ingin mengikuti lomba ini harap mendaftar secepatnya
Adapun Persyaratannya bisa di lihat di BOOKLET FESTIVAL & LOMBA KALIGRAFI NASIONAL.

4. Lomba Kaligrafi se Jatim
Lomba ini menggunakan Khot Naskhi
Persyaratan dan ketentuan khot dapat dilihat dalam BOOKLET LOMBA se-JATIM, SMP/Mts, SD/MI.

5. Lomba Lukis Kaligrafi Tingkat SMP/Mts se-Jombang
Petunjuk pelaksanaan dan persyaratan dapat dilihat dalam BOOKLET LOMBA se-JATIM, SMP/Mts, SD/MI.

6. Lomba Mewarnai Tingkat SD/MI se-Jombang
Petunjuk pelaksanaan dan persyaratan dapat dilihat dalam BOOKLET LOMBA se-JATIM, SMP/Mts, SD/MI.

Atas perhatiannya disampaikan terimakasih

Continue Reading

Kaligrafer- al-Hajj Ahmad Kamil Aqdik

hajj kamil

Ahmad Kamil Aqdik lahir di Istanbul pada tanggal 26 Jumadal Ula 1278 H/ 29 November 1861. Beliau mulai belajar khot selepas menyelesaikan pendidkannya di “Madrasah Rusydiyyah” dan sudah mulai bekerja. Belajar tsuluts dan naskhi kepada kaligrafer ternama, Sami Afandi, dan mendapatkan ijazah setelah belajar selama 4 tahun, dengan hilyah yang dia tulis pada tahun 1301 H.

Selain menguasai tsulus dan naskhi, Ahmad Kamil Aqdik juga belajar diwani serta jaly diwani dari guru yang sama, Sami Afandi. Ketika pindah bekerja di “Diwan Hamayuni”, sang guru memintanya untuk mengganti namanya dari Kamil menjadi Hasyim. Karena itu, didapatkan karya Hajj Ahmad Kamil yang ditulis antara tahun 1304-1307 H dengan tauqi Ahmad Hasyim. Tetapi kemudian beliau memakai nama lamanya kembali.

Hajj Ahmad Kamil sempat diangkat menjadi penulis surat-surat dan keputusan di kantor kesultanan. Ketika Sami Afandi pensiun, beliaulah yang menggantikan kedudukannya sebagai guru dalam berbagai cabang kaligrafi, di samping tugas utamanya sebagai seorang penulis surat kesultanan. Diangkat sebagai guru tsuluts dan naskh pada “Madrasah al-Khattathin” (1914), di samping juga sebagai guru Riq’ah pada Madrasah (1918).

Pada tahun 1922 fungsi kantor di “Baab al-`Aly” ditutup, sehingga beliau pun pensiun dari Diwan Hamayuni, tetapi masih mengajar di Madrasah Khatthatin hingga madrasah ini ditutup pula oleh pemerintah karena adanya kebijakan mengganti huruf arab menjadi huruf latin. Pada tahun 1936 Hajj Ahmad Kamil mengajar khot di “Akademi Seni Rupa” hingga wafatnya.

Hajj Ahmad Kamil Aqdik pernah diutus ke mesir dua kali, pada tahun 1933 dan 1940, untuk menulis kaligrafi pada masjid Ali Basya di Qashr Manial. Beliau wafat pada tanggal 29 Jumadal Akhirah tahun 1360/ 23 Juli 1941 di rumahnya, Fatih Istanbul. Beliau adalah orang terakhir yang mendapatkan gelar “Raisu al-Khatthathin” yang resmi beliau sandang pada tanggal 10 Syawwal 1333/ 21 Agustur 1915. Gelar tersebut diberikan semasa pemerintahan Daulah Usmaniyyah untuk khattath yang saat itu paling senior dan paling luas ilmunya (sanad dan pengalamannya).

*Dari berbagai sumber. [muhd nur/ hamidionline]

Continue Reading