Marasim Ijazah Ahaly Hamidy Malang

Malang, (Selasa, 21/11/2017) geliat perkembangan kaligrafi dengan manhaj hamidi kembali ditunjukkan di kota pendidikan ini. Berawal dari diadakannya peresmian organisasi BSO (Badan Semi Otonom) bidang kaligrafi yang dinaungi oleh jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Organisasi ini didirikan sebagai wadah bagi mahasiswa jurusan PBA yang ingin belajar dan mendalami kaligrafi dengan menggunakan metode Taqlidy manhaj Hamidi. Tentunya pembelajaran ini membutuhkan tenaga pengajar yang berlisensi, sehingga dari pihak jurusan memutuskan untuk bekerja sama dengan para pengajar dari Ahaly Hamidy Malang.

Peresmian organisasi ini ditandai dengan prosesi Marasim Ijazah, sebagai pengenalan kepada para mahasiswa bahwa dalam belajar kaligrafi juga terdapat lisensi yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya untuk menyalurkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain, serta pembolehan untuk membubuhkan tanda tangan dalam setiap karyanya. Peresmian diawali dengan sambutan dari Syech Belaid Hamidi lewat rekaman video berdurasi sekitar dua menit. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah salah satu langkah yang baik dalam rangka menyebarkan metode Taqlidi dan membangkitkan kehidupan khat di Indonesia. Penyebaran khat di Indonesia saat ini sebagian besar dipelopori oleh dua lembaga besar, yakni Pondok Pesantren Darussalam Gontor dan Sekolah Kaligrafi Al-qur’an (SAKAL) yang kemudian membentuk serta menelurkan generasi khottot baru sehingga tersebarlah metode ini ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk juga kota Malang. Saat ini Ahaly Hamidi Malang di bawah kepemimpinan ustadzah Rini Yulia Maulidah mempunyai setidaknya 7 orang kaligrafer yang telah berijazah dalam jenis khat tertentu, diantaranya :

1. Abdul Hayyi Mustofa
Salah satu mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan murid dari ustadzah Rini Yulia Maulidah. Memulai pembelajaran khat pada tahun 2015, hingga mendapatkan ijazah pada tahun 2016. Mempunyai murid sekitar 15 orang talaqqi dan 1 orang murid online. Pernah menjadi juara harapan 2 pada perlombaan khat Riq’ah tahun 2017 di Surabaya.

2. Fitria Dewi Masyitoh
Mahasiswi asal Tuban yang sedang duduk di bangku semester 7 UIN Maliki ini memulai pembelajaran khatnya pada tanggal 27 Juni 2015 hingga 19 Agustus 2017. Mengajar khat di beberapa pondok pesantren di kota Malang dan Batu, serta mengajar di fakultas humaniora UIN Maliki Malang.

3. Multazam
Mahasiswa UIN Maliki asal Sulawesi Tengah memulai debut kaligrafinya dengan metode Taqlidy ini pada tahun 2015 – hingga memperoleh ijazah khat Riq’ah pada tahun 2017. Mengajar di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di Mahad UIN Maliki Malang, dengan jumlah murid 25 orang.

4. Fajar Al – Hadi Mughni
Mahasiswa kelahiran Padang ini memulai pembelajarannya pada ustadzah Rini Yulia Maulidah di tahun 2015 hingga mendapat ijazah khat Riq’ah pada tahun 2017. Mengajar khat pada organisasi yang sama dengan saudara Multazam.

5. Siti Baidatus Sholihah
Mahasiswi yang sedang mengenyam pendidikan Pascasarjana di UIN Maliki ini memulai perjalanan karirnya pada tahu. 2014 hingga mendapatkan ijazah khat Riq’ah pada tahun 2017. Murid dari ustadz Yasir Amrullah. Saat ini mendedikasikan ilmunya di Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam dan memiliki murid online sebanyak tiga orang.

6. Isna Rofi’atul Ilmi
Mahasiswi asal kota Jombang ini merupakan murid dari ustadz Choirul Anas. Mempelajari khat Riq’ah dalam jangka waktu sekitar 2 tahun dimulai pada tahun 2015. Mahasiswi jurusan Seni Rupa di Universitas Negeri Malang ini mempunyai murid sekitar 25 orang.

7. Habibuddeen
Berbeda dengan anggota lainnya yang berkebangsaan Indonesia. Habib adalah salahsatu anggota yang berasal dari Thailand. Datang ke Indonesia dalam rangka studi di salah satu Universitas Negeri di kota Malang. Murid dari ustadz Aiman ini memulai pembelajaran khat pada tanggal 17 Juli 2017 s/d 22 Agustus 2017. Saat ini sedang melanjutkan khat Diwani pada ustadzah Rini Yulia Maulidah.

8. Rini Yulia Maulidah
Mahasiswi yang berasal dari kota Sidoarjo ini adalah pengajar utama di Ahaly Hamidi Malang yang mengantongi berbagai macam prestasi, diantaranya adalah telah mengantongi ijazah 3 jenis khat, pernah mengikuti pameran kaligrafi tingkat internasional di Sharjah, juara pertama pada lomba khat Riq’ah tingkat Nasional di Surabaya, dan juara 3 lomba khat Riq’ah se-ASEAN di Jombang tahun 2017. Beliau adalah murid dari ustadz Feri Budiantoro.

Setelah kegiatan Marasim berlangsung, respon positif ditunjukkan dari berbagai macam elemen, mulai dari petinggi jurusan, mahasiswa dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab sendiri, bahkan dari luar jurusan sekalipun. Dibuktikan dengan semakin bertambahnya anggota Ahaly Hamidi Malang yang mengikuti kegiatan latihan rutin pada hari-hari berikutnya.

Diharapkan dengan adanya kegiatan Marasim Ijazah khat ini, semakin dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada orang-orang, terutama pribadi- pribadi muslim akan pentingnya menjaga budaya dan kesenian Islam yang luhur ini. [Abdul Hayyi/ AH Malang]

Continue Reading

Sosialisasi Manhaj Hamidi di Pameran Internasional.

Internasional Islamic education Expo (IIEE) merupakan salah satu rangkaian acara yang diselenggarakan oleh kementerian Agarama Republik Indonesia. Acara ini dilaksanakan di Indonesian Convention Exibition (ICE) yang terletak di BSD Tangerang Selatan Banten. Berbagai potensi dari perguruan tinggi baik swasta maupun Negeri (domestik dan internasional) dimaperkan pada acara tersebut, sejak tanggal 21-24 Nopember 2017. Mulai dari hasil kerajinan, penemuan-penemuan, hasil riset, dokumen sejarah, dan berbagai informasi menarik lainnya terkait dengan program beasiswa baik Strata 1, program pasca dan Doktoral.

Tema yang di unggah pada kesempatan pameran ini adalah Indonesian Islamic education for global peace, tentunya memiliki kaitan erat dengan pendidikan di Indonesia.

Pada acara tersebut juga, institute of Culture and Islamic Studiemeskipun dibawah naungan Unit Pengembangan Bahasa IAIN Jember diberikan kesempatan untuk memamerkan berbagai hasil karya Kaligrafi di acara pameran internasional. Tidak hanya itu, proses sosialisasi manhaj Hamidi juga tidak ketinggalan untuk dikenalkan kepada khalayak pengunjung yang mampir di stand IAIN Jember. Hal tersebut merupakan sebuah apresiasi dari Rektor IAIN Jember karena proses pendidikan yang dilakukan oleh rekan rekan mahasiswa dengan sistem sanadnya seirama dengan misi kampus sebagai pusat kajian Islam Nusantara.

Berbagai karya kaligrafi mulai dari jenis Riq’ah, Diwani dan Maghiribi memenuhi sudut stand. Keindahan tulisannya mampu menyedot perhatian sebagian besar pengunjung yang tertarik untuk melihat dan bertanya tentang karya yang dihasilkan. Bahkan terdapat dosen dari negara Maroko tidak ketinggalan untuk mengunjungi stand IAIN Jember. Mereka sangat senang dan bahagia karena Kaligrafi dengan jenis maghiribi sebagai tulisan negaranya terdapat di stand untuk di pamerkan.

“Kami sangat senang dan merasa terhormat, karena Kaligrafi dengan jenis maghiribi kalian tulis dengan begitu cantik dan indah. Di negara kami, jenis tulisan tersebut kami gunakan untuk menulis kitab suci Al-Qur’an dengan riwayat Warsy” tutur Dr. Hamid Salimi, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berasal dari negara Maroko.

Karena bahagianya, dosen tersebut memberikan hadiah kepada kami berupa ijazah bacaan surat Al-fatihah dengan riwayat Wars’ dan Hafs. Serta mereka tidak segan segan untuk memberikan tawaran beasiswa pendidikan Magister dinegara Maroko jika kami ingin meneruskan pendidikan disana.

Semoga, dengan sosialisasi manhaj ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi kemajuan pendidikan di negara Indonesia, khususnya pendidikan kaligrafi Al-Qur’an.

Continue Reading

Seminar Kaligrafi di UIN Maliki; Antara Kompetisi dan Peluang Bisnis.

seminar kaligrafi

Malang, (Kamis,2/11/17) telah berlangsung seminar kaligrafi di universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Acara seminar ini dilaksanakan di Aula Micro Teaching Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FTIK) Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Acara yang berlangsung dari pukul 08.00-14.00 WIB ini dihadiri oleh pemateri dari SAKAL Jombang, Ust. Athoillah, M.Pd.

Materi yang disampaikan berkaitan tentang bagaimana melihat kaligrafi sebagai media kompetisi dan peluang bisnis. Beliau menyampaikan bahwa melalui kaligrafi, dapat membuka berbagai macam bentuk peluang Rizki. Artinya, tidak hanya dari hasil kompetisi dan bisnis karya, tapi lebih dari itu.

Beliau menyampaikan bahwa melihat kebutuhan masyarakat terkait dengan kaligrafi yang semakin tinggi, hal ini menjadikan peluang tersendiri. Kaligrafi itu dapat menjadi menarik, tergantung bagaimana kaligrafi dikemas. Dikalangan akademis misalnya, bagaimana kaligrafi tersebut dikemas menjadi suatu bidangkeilmuan yang dapat membantu memudahkan dalam proses pembelajaran.

Jika dikalangan pebisnis, berbagai karya yang dihasilkan dapat dikemas seindah mungkin sehingga dapat dinikmati oleh khalayak. Di kalangan pegiat kaligrafi, berbagai macam alat pendukung juga dapat dijadikan sebagai media untuk membuka Rizki.

Namun, yang dipahami disini bahwa kaligrafi adalah sebuah ilmu. Ilmu yang dipelajari dari seorang kaligrafer yang benar-benar mengetahui seluk beluknya dengan baik”.

Dalam seminar ini, antusias peserta seminar sangatlah baik. Hal ini terlihat lebih dari ratusan mahasiswa/i fakultas FTIK dari berbagi semester yang hadir dalam kesempatan tersebut.

Sebagai penutup dalam seminar, beliau berpesan agar untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajari seni yang mulia ini. Dengan cara berguru dengan seorang yang telah memiliki keilmuan ini dengan baik, karena kaligrafi tidak hanya sebatas keterampilan namun ia adalah pengetahuan. [AH Malang]

Continue Reading

Pelatihan Taqhir Kertas Ahaly Hamidi Malang

Setiap pembelajar kaligrafi selalu membtutuhkan akan adanya alat-alat kaligrafi (adawat al-khattiyah). Alat-alat kaligrafi tidak lepas dari tiga unsur pokok, yaitu pena, tinta, dan kertas. pena sebagai alat untuk menulis, tinta sebagai penyampai tulisan dari pena ke kertas, sedangkan kertas adalah media untuk meletakkan tulisan.

Adapun kertas, para kaligrafer zaman klasik mempunyai kebiasaan membuat kertas sendiri dengan ramuan-ramuan yang berasal dari bahan alami dan menghindari dari membeli kertas dari produksi pabrik. Hal ini dilakukan karena kertas yang diproduksi oleh pabrik mayoritas memiliki sifat mudah menyerap tinta. Sehingga ketika seseorang telah menulis sesuatu, maka tulisan tersebut tidak dapat diperbaiki dan diperindah.

Metode yang dilakukan oleh para kaligrafer terdahulu dalam melapisi kertas dengan bahan-bahan alami dinamakan “Taqhir Al-waraq”. Metode ini bertujuan agar tulisan dapat diperbaiki ketika mengalami kesalahan tulis, serta untuk memperindah tulisan dengan menambahkan atau mengurangi tinta pada tulisan. Selian dua alasan tersebut, latar belakang pelapisan ini adalah untuk memperpanjang umur kertas, serta mempermudah seseorang ketika menjalankan pena diatas kertas.

Saat ini di Indonesia sudah mulai bertebaran produsen-produsen pembuat kertas “muqohhar” (sebutan dari kertas yang telah menjalani proses pelapisan dengan bahan-bahan alami). Umumnya mereka yang memproduksi kertas muqohhar berasal dari sekolah-sekolah kaligrafi, lembaga kaligrafi, atau komunitas kaligrafi yang memakai metode pembelajaran kaligrafi klasik seperti di Turki, selain lembaga pendidikan ada juga produsen yang dimiliki oleh perorangan.

Salah satu komunitas kaligrafi yang membuat kertas Muqohhar adalah Ahaly Hamidy Malang. Diikuti oleh kurang lebih 13 orang yang sebagian besar adalah mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim serta beberapa anggota yang juga berasala dari kampus lainnya, bahkan ada yang dari luar negeri, seperti Rusia dan Thailand. Pada hari sabtu siang tanggal 21 Oktober 2017 komunitas tersebut melakukan pembuatan kertas muqohhar dengan didampingi oleh ustadz Ahmad Shobirin, salah satu pengajar di Sekolah Kaligrafi Al-Quran Jombang. Beliau memulai pembicaraan dengan menjelaskan jenis-jenis kertas yang baik untuk dijadikan kertas Muqohhar, diantaranya adalah kertas concorde, hammer, dll. Pada intinya semua jenis kertas dapat dipakai, hanya saja yang berkarakter tipis lebih diutamakan agar dapat memudahkan seorang kaligrafer ketika pembuatan karya.

Bahan utama yang dipakai untuk membuat lapisan adalah putih telur dan tawas. Telur yang dapat digunakan adalah telur dari berbagai jenis unggas, umumnya menggunakan telur ayam kampung yang masih segar dan belum pernah masuk ke dalam lemari pendingin. Adapun tawas atau nama ilmiahnya Potassium Alum Sulfide dapat kita temukandi toko-toko bangunan terdekat. Perbandingan antara telur dan tawas adalah 12 butir telur dengan satu genggam tawas utuh atau seperti setengah potongan dari sabun batang. Adapun bahan-bahan pendukung yang dipakai:

  1. Kuas, untuk mengoles cairan pelapis ke kertas diutamakan yang berkarakter halus dan mempunyai permukaan yang rapi.
  2. Kertas karton, untuk alas menempelkan kertas yang akan dilapisi.
  3. Beberapa buah mangkok bening, untuk tempat adonan pelapis kertas.
  4. Selotip, untuk menempelkan kertas ke karton

Untuk langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut:

  1. Pisahkan antara putih dan kuning telur dalam wadah yang berbeda, sisihkan kuning telur. Hindarkan dari putih telur yang mempunyai urat putih.
  2. Campurkan tawas ke dalam putih telur dengan memijat dan menggosok tawas memakai tangan.
  3. Lakukan hingga putih telur menggumpal kemudian mencair kembali, perkiraan waktu antara 15-30 menit tergantung pada kecepatan.
  4. Diamkan adonan putih telur dan tawas hingga 30 menit.
  5. Sambil menunggu cairan mengendap tepelkan kertas yang akan di lapisi di atas karton.
  6. Tuangkan putih telur yang tidak berbusa atau yang telah mengendap di bagian bawah ke dalam mangkok yang bersih, lakukan dengan hati-hati.
  7. Oleskan putih telur ke atas kertas dengan menggunakan kuas, hindarkan kertas dari gelembung-gelembung yang menempel ketika proses pengolesan.
  8. Pengolesan dapat dilakukan hingga tiga lapisan, dengan syarat menunggu lapisan sebelumnya kering terlebih dahulu.
  9. Diamkan kertas hingga 6 bulan (batas minimal kematangan kertas), lebih lama lebih baik.
  10. Kertas siap dipakai.

Langkah-langkah yang dijelaskan di atas dilakukan dengan antusiame yang sangat tinggi dari setiap anggota Ahaly Hamidy Malang. Ditunjukkan dengan keikutsertaan mereka mulai dari awal kegiatan hingga selesai yang memakan waktu kurang lebih sekitar tiga jam.

Harapan yang diinginkan adalah membentuk kaligrafer yang tidak hanya pandai menulis indah, tetapi tahu terhadap segala macam ranah yang ada di dalam kaligrafi itu sendiri, baik dari segi pengetahuan sejarah, kaidah, dll. yang pada intinya membentuk kaligrafer yang berintelektual dan berakhlaq tinggi. “Karena kaligrafi tidak hanya sekedar menulis” (AH-Malang).


Continue Reading

Meniru (Muhaakaat) Dalam Tradisi Belajar Khot

tradisi belajar khot


Meniru merupakan salah satu cara yang ditempuh seseorang yang sedang belajar khot supaya tulisannya menjadi lebih baik, serta lebih mengetahui beberapa rahasia-rahasia dalam detail huruf dan penyusunannya.

Meniru dalam khot secara tujuannya ada dua jenis; meniru untuk menguatkan mata, dan meniru dalam rangka menguatkan tangan. Meniru untuk menguatkan mata yaitu dengan cara seseorang meletakkan buku atau tulisan yang akan ditiru di depannya, kemudian mulai memindahkan huruf dan kalimat ke dalam kertas latihan. Dengan demikian maka peran mata sangat besar dalam proses ini. Karena jika seseorang melihat dengan jeli dan detail, maka tulisan hasil meniru pun akan terlihat persis seperti aslinya.

Sementara jenis kedua adalah meniru untuk menguatkan tangan. Yaitu dengan cara seseorang menjiplak huruf atau kalimat atau karya seseorang dengan bantuan meja kaca atau kertas kalkir. Sehingga seseorang bisa melatih tangannya mengikuti arah dan sudut setiap huruf dengan sedetail mungkin sambil terus belajar rahasia-rahasia yang terdapat pada huruf tersebut.

Meniru dalam belajar khot dengan demikian memiliki fungsi dan manfaat yang sangat besar. Hanya disayangkan akhir-akhir ini meniru dalam khot menjadi lebih bebas bahkan hampir tanpa batasan-batasan yang wajar. Karena itu, di bawah ini setidaknya ada 3 hal penting yang akan kami sampaikan berkenaan dengan meniru:

  1. Tidak semua tulisan atau karya bisa ditiru. Hanya tulisan dan karya-karya yang sudah diakui kredibilitasnya secara kaidah khot dan kebenaran susunannya saja yang layak untuk ditiru. Selain itu, setiap tingkatan pembelajar memiliki tulisan atau karya yang layak untuk ditiru pada tingkatan tersebut. Seseorang yang baru belajar misalnya, yang masih sulit memegang pena dan menentukan sudut, tidak seharusnya meniru tulisan dengan susunan yang rumit. Karena meskipun meniru, dalam khot tetap dibutuhkan ilmu dan pemahaman, dan tidak sekedar meniru.
  2. Meniru merupakan alat dan sarana, bukan tujuan. Banyak orang yang lama menghabiskan waktu belajarnya untuk terus meniru tulisan, karya, serta buku-buku yang ada. Aktifitas meniru yang berlebih tadi, justru akan membelenggu kreatifitasnya. Orang yang bersangkutan akhirnya tidak bisa berkarya kecuali jika dia meniru karya orang lain, yang berarti dia masih meniru dan belum menulis dengan tulisan dia sendiri. Inilah sebenarnya salah satu sisi negatif meniru, terutama meniru dengan cara menjiplak karya. Dan jika ditimbang-timbang kembali, maka meniru untuk menguatkan mata seperti yang kami sampaikan di atas, jauh lebih bermanfaat dan mendorong seseorang untuk berkembang tulisannya, daripada meniru untuk menguatkan tangan.
  3. Meniru adalah berusaha mendatangkan sesuatu yang mirip, atau lebih bagus, atau mungkin yang berbeda sama sekali. Karena itu, meniru tidak cukup hanya dijadikan bahan untuk menghabiskan waktu untuk menulis sebanyak-banyaknya tanpa tujuan. Karena selain menguatkan tangan dan huruf, meniru juga merupakan bentuk cara seseorang ikut menjaga keindahan tulisan para kaligrafer-kaligrafer besar masa lalu.

*Dari tulisan Khattath Zaki Al-Hasyimi (kaligrafer Yaman, tinggal di Istanbul). Dialihbahasakan oleh muhammad nur. [muhd nur/ hamidionline.net]

Berikut contoh taqlid yang dilakukan oleh para kaligrafer besar atas karya kaligrafer lainnya. Terlihat bahwa meniru tidak lantas sama persis, tetapi juga bisa mengubah susunan menjadi lebih bagus dan tentunya dengan kreatifitas.

Continue Reading

Lomba Kaligrafi Nasional (Naskhi), SAKAL 2017

lomba naskhi nasional

PAMERAN DAN FESTIVAL KALIGRAFI ISLAM ASEAN 2017
SEKOLAH KALIGRAFI AL-QUR’AN (SAKAL)
DENANYAR, JOMBANG, JAWA TIMUR, INDONESIA
14 s/d 17 September 2017

LOMBA KALIGRAFI NASIONAL
ATAS NAMA Dr. ABDULLAH ABDU FUTINY
 

PASAL I:
KOMITE PENYELENGGARA

Komite Penyelenggara dibentuk di bawah kepemimpinan Sekolah Kaligrafi Al-Quran (SAKAL), Jombang, Jawa Timur, Indonesia.

PASAL II:
DEWAN JURI LOMBAAN

Dewan Juri Perlombaan terdiri dari para Ahli yang terkenal di bidang Kaligrafi Islam Klasik berikut  ini:

Anggota Dewan Juri

  1. Mr.  Atho’illah , Pakar Kaligrafi Indonesia.
  2. Mr. Isep Mishbah, Pakar Kaligrafi Indonesia.
  3. Mr. Muhammad Nur, Pakar Kaligrafi Indonesia.
  4. Mr. Bambang Priyadi, Pakar Kaligrafi Indonesia.
  5. Mr. Miftahul Huda, Pakar Kaligrafi Indonesia.

PASAL III:
SEKRETARIAT PERLOMBAAN

  1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perlombaan akan dikoordinasikan oleh “SAKAL (Sekolah Kaligrafi Al-quran Denanyar Jombang)” Kordinator Perlombaan Muhammad Choirul Anas ( 085707288597 ).
  2. SemuaKorespondensimengenaikompetisiharus ditujukan ke sekretaiat pameran :

 

Panitia Pameran dan festival Kaligrafi Islam ASEAN 2017
Sekolah Kaligrafi Alqur’an (SAKAL)
Jl. KH. Bisri Syansuri, No. 81, Asrama Sunan Ampel, PP. Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang. Kode Pos: 61416, Phone: 085655073077 (panitia),
Email: sakalpameran@gmail.com
 

  1. Sekretariat perlombaan tidak bertanggung jawab atas prosedur kerja atau keputusan dari Dewan Juri sebelum atau setelah hasil kompetisi diumumkan.

 

PASAL IV:
SUBJECT DAN REGULASI PERLOMBAAN

  1. Model

Perlombaan meliputi gaya tulisan Naskhi  (Madrasah Syauqi). Ditulis dengan pena maksimal 1,5 mm.

  1. Peraturan

Karya-karya yang akan disertakan dalam perlombaan harus ditulis dengan cara tradisional, dengan pena celup (tinta), sesuai dengan aturan klasik.

  1. Dasar Evaluasi

Karya-karyanya akan dievaluasi berdasarkan aturan seni kaligrafi klasik. Karya yang mengandung kesalahan dalam komposisi dan urutan teks yang mengubah artinya tidak akan dievaluasi. Demikian juga, karya yang tidak mengikuti peraturan yang disebutkan dalam buklet ini dan / atau mengandung kesalahan ortografi akan didiskualifikasi, berapa pun nilai artistiknya.

  1. Teks Perlombaan

Teks yang dilombakan diambil dari Nadzm Raiyah fi ‘ilmi al-Kitabah wa Alatiha, karya Ibnu Bawwab, teks secara utuh bisa diunduh pada link di akhir postingan ini.

 يَا مَـن يُرِيـدُ إِجـَادَةَ التَّـحْــــــــــــــرِيرِ                  وَيَـــــــــــــــــــرُومُ حُسْـنَ الـخَطِّ وَالتَّصْوِيرِ

إِنْ كَانَ عَزْمُـكَ فِي الْكِتابَةِ صَــــــادِقًا                  فَـارْغَـبْ إِلَى مَــولَاكَ فِي التَّـيْـــــــــــــسِـيرِ

أَعْـدِدْ مِنَ الأَقْــــــــــلامِ كُلَّ مُثَــقَّــــفٍ                 صُلْبٍ  يَصُوغُ صِيـــــــَــــــاغَــــــةَ التَّحْبِيرِ

وَإِذَا عَـمَدْتَ لِـبَــــــــــــــــرْيِهِ فَـتَـوَخَّـهُ                 عِنْـدَ القِـيــــــــــــــــَاسِ بِأَوْسَــطِ التَّقــــــدِيرِ

اُنْظُــــــرْ إِلى طَرَفَـيـهِ فَاجْـعَـــلْ بَـرْيَـهُ                 مِـنْ جَانِـبِ التَّدْقِـيــــــــــــــــــقِ وَالتَّخْـصِيرِ

وَاجْعَلْ لـجِـَـلْفَـــــتِهِ قَوامًا عَـــــــــــادِلًا                 يَـخْلُـو مِنَ التَّطْـوِيلِ وَالتَّـــــــــــــــــــقْـصِيرِ

وَالشَّقَّ وَسِّــــــطْهُ لِيَـبْـقَى بَـرْيـــُـــــــهُ                 مِـنْ جَانِبَــــــــيْـهِ مُشَـاكِلَ التَّـقْـدِيــــــــــــــرِ

وَكَذَاكَ شَحْمَتَهُ اعْتَمِـدْ تَوْسِيْطَــــــــــهَا                 لِتَـكُـونَ بَيْنَ النّـقْـصِ وَالتَّـوْفِـيـــــــــــــــــــرِ

حَـتَّى إِذاَ أَحْـكَــــــــــــــــمْـتَ ذَلِكَ كُلَّـهُ                 إِحْـكامَ طَــــــــــــــبٍّ بِالـمُــرادِ خَـبِــــــــــيرِ

فَاصْرِفْ لِشَــــــــــأْنِ القَطِّ عَزْمَكَ كُلَّهُ                 فَـالقَــطُّ فِـيــــــــهِ جُـمْـلَـةُ التَّــدْبِـيــــــــــــــرِ

لَا تَطْمَـعَنْ فِي أَنْ أَبُوحَ بِسِــــــــــــــرِّهِ                 إِنِّـي أَضَــنُّ بِـــسِرِّهِ الـمَــسْـــــــــــــــــتُــورِ

لَكِنَّ جُـمْـلَــــــةَ ما أَقُـولُ بِأَنَّــــــــــــــهُ                 مـَا بَــينَ تَـحْــــــرِيـــفٍ إِلَى تَـــدْوِيـــــــــــرِ

فَابْذُلْ لَهُ مِنْكَ اجْتِهادًا وافِيًـــــــــــــــــا                 فَـعَـسَــــــــــــــــاكَ تَـظْـفَـرُ مِنْـهُ بِالـمَـــأْثُورِ

وَأَلِقْ دَوَاتَكَ بِالدُّخانِ مُدَبِّـــــــــــــــــرًا                  بِالـخَــــــــــــــــلِّ أَو بِالـحِـصْرِمِ الـمَعْـصُورِ

وَأَضِفْ إِلَيهِ مُغْــــــــــــــرَةً قَدْ صُوِّلَتْ                 مَـعَ أَصْفَــــرِ الـزِّرْنِـيْـــــــــــــخِ وَالـكافُــورِ

حَتَّى إِذاَ خَــــمَّرْتَــــــــهــــَا فَاعْمِدْ إِلَى                 الْـوَرَقِ النَّــــــــــــــــــــقِيِّ النَّـاعِمِ الـمَخْـبُورِ

فَاكْبِسْهُ بَعْدَ القَطْعِ بِالِمعْصــــــــارِ كَيْ                 يَنْـأَىْ عَنِ التَّشْـعِـيــــــــــــــــــــثِ وَالتَّغْـيِـيرِ

ثُمَّ اجْعَلِ التَّمْـثِيلَ دَأْبَكَ صَـــــــــابِـــرًا                 مـَا أَدْرَكَ الـمَـأْمُولَ مِثْـــــــــــــــــــلُ صَبُورِ

اِبْــــــــــــــدَأْ بِــهِ فِي اللَّـوحِ أَوَّلَ مَـرَّةٍ                  فَكَــذاكَ فِعْـلُ الْـمَـاجِدِ النِّـحْــــــــــــــــــــرِيرِ

ثُمَّ انْتَـــــقِلْ لِلـدَّرْجِ مُنْتَـضِيًــــــــــــا لَهُ                 عَزْمًا تُـجَـــرِّدُهُ عَنِ التَّـشْـمِــــــــــــــــــــــيرِ

وَابْسُطْ يَمِينَكَ فِي الكِتابَةِ مُقْـــــــــدِمًا                   مَا أَدْرَكَ الـمَأْمُـــــــــــــولَ مِثْـلُ جَسُــــــورِ

لَا تَخْـجَلَنَّ مِنَ الرَّدِيءِ تَـخُـطُّـــــــــهُ                   فِي أَوَّلِ التَّـمْثِـــــــــــــــيلِ والتَّـسْـطِـــــــــيرِ

فَالأَمْرُ يَصْعُبُ ثُمَّ يَــرْجِعُ هَيِّـــــــــــنًا                  وَلَــــــــــــــرُبَّ سَـهْـلٍ جـاءَ بَــــــعْـدَ عَسِـيرِ

فَإِذا بَلَغْتَ مُـناكَ فِـيمـا رُمْـتَــــــــــــهُ                   وَغَدَوْتَ حِـــــــلْـفَ مَـسَــــــــــــــرَّةٍ وحُـبُورِ

فَاشْكُرْ إِلَـٰهَـكَ وَاتَّبِـعْ رِضْوانَـــــــــــهُ                   إِنَّ الإِلَـٰـهَ يُـحِــبُّ كُلَّ شَــــــــــــــــــــــــكُـورِ

وَارْغَبْ لِكَفِّكَ أَنْ تَخُــــــــــــطَّ بَنانُها                   خَــيرًا تُـخَـلِّـــــــــــــــــــــفُـهُ بِـــدارِ غُــرُورِ

فَجَميـعُ فِعْلِ الـمَرْءِ يَلْقــــــــــــاهُ غَـدًا                  عِنْـدَ الْتِـقـاءِ كِـتـَـــــــــــــــــــــابِـهِ الـمَنْـشُورِ

ثُمَّ الصَّــلاةُ عَلى النَّـبِيِّ مُحَـمَّـــــــــــدٍ                  مـَا لَاحَ نَـجْـمٌ فِي دُجَى الدَّيْجُـــــــــــــــــــورِ


 

PASAL V:
HADIAH dan HAK CIPTA

  1. Total Hadiah $1.500,- dialokasikan oleh Dr. Abdullah Abdu Futiny untuk Perlombaan Kaligrafi Nasional (On The Spot), dengan pembagian berikut:
Model Juara 1 Juara 2 Juara 3 Total
Naskhi $700 $500 $300 $1.500

 

  1. Dewan Juri dapat memutuskan bahwa karya yang masuk tidak layak sebagai juara satu. Keputusan dari Dewan Juri bersifat final dan mengikat.
  2. Semua Karya yang dikirim pada perlombaan akan menjadi milik SAKAL, dan karya yang terbaik I, II, III akan dipamerkan di acara pameran.
  3. Informasi tentang tanggal dan prosedur pemberian penghargaan akan diumumkan oleh SAKAL di akhir acara, SAKAL juga akan mengorganisir upacara pemberian hadiah bagi para juara dan mengundang beberapa peserta untuk pameran karya.
  4. Para juara berhak mendapatkan Piagam Penghargaan, Tabanas, san Souvenir SAKAL.

 

PASAL VI:
KONDISI DAN SYARAT PERLOMBAAN

  1. Kompetisi ini mengharuskan kepada seluruh peserta untuk mengikuti aturan-aturan yang tercantum di booklet dan terbuka bagi seluruh seniman kaligrafi islam.
  2. Kompetisi dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 15 September 2017 di Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif,
  3. Kompetisi ini berdurasi selama 6 Jam (termasuk istirahat) mulai pukul 08.00 WIB sampai  pukul 14.00 WIB.
  4. Biaya Registrasi Kompetisi sebesar 100.000,-
  5. Kaligrafer yang memenangkan pada kompetisi masa lalu dapat berpartisipasi dalam kompetisi ini.
  6. Formulir terlampir harus diisi dan dikirim paling lambat pada tanggal 31 Agustus 2017 untuk dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan dapat dikirim melalui e-mail pameran: sakalpameran@gmail.com atau mengirimkan secara langsung ke secretariat pameran.
  7. Pendaftaran dapat ditutup sewaktu-waktu ketika kuota sudah terpenuhi sebanyak 100 peserta.
  8. Tulisan dituliskan secara langsung tanpa bantuan cetak atau mal.
  9. Informasi tentang kompetisi dapat diakses di web SAKAL: blogspot.co.id, grup facebook: ASEAN Calligraphy Festival and Exhibition 2017 (SAKAL) atau di contact person 085655073077 (Panitia).

 

PASAL VII:
FORMAT KARYA

 Semua peserta harap memperhatikan peraturan ini:

  • Identitas: karya tidak boleh diberi nama, tanda, atau segala sesuatu yang menunjukkan identitas peserta, dan hanya di perbolehkan sebatas nomor peserta.
  • Warna: karya harus ditulis menggunakan tinta hitam, karya tidak boleh diberi hiasan.
  • Ukuran: Media yang digunakan dalam kompetisi menggunakan kertas art paper ukuran 40 x 60 cm.

 

PASAL VIII:
KALENDER PELOMBAAN

  1. Pengumuman Perlombaan               Juni 2017
  2. Batas akhir Pendaftaran                  31 Agustus 2017
  3. Waktu Perlombaan                         15 September 2017
  4. Penjurian                                      15 September 2017
  5. Pengumuman hasil Perlombaan       17 September 2017

 

Tautan Download

  1. Booklet dan teks lomba:
  2. Booklet perlombaan download di sini
  3. Teks lomba saja, download di sini
Continue Reading

Workshop Kaligrafi dan Tadzhib; Semangat Baru dari Pusaka Pati

pusaka pati

Senin kemarin 9/7/2017 ada kesibukan yang tidak biasa di gedung Haji Pati. Hari itu diselenggarakan kegiatan Lomba Kaligarafi Nasional serta Workshop Kaligrafi dan Tadzhib yang diprakarsai oleh Pusat Sanggar Kaligrafi Pati (PUSAKA), binaan dari Ikatan Persaudaraan Qori’ Qori’ah Hafidz Hafidzah (IPQOH), yang bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Jawa Tengah, Kementrian Agama, dan PT. Fath Travel dan Umrah.Senin kemarin 9/7/2017 ada kesibukan yang tidak biasa di gedung Haji Pati. Hari itu diselenggarakan kegiatan Lomba Kaligarafi Nasional serta Workshop Kaligrafi dan Tadzhib yang diprakarsai oleh Pusat Sanggar Kaligrafi Pati (PUSAKA), binaan dari Ikatan Persaudaraan Qori’ Qori’ah Hafidz Hafidzah (IPQOH), yang bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Jawa Tengah, Kementrian AGAMA, dan PT. Fath Travel dan Umrah.

Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan ternyata memang telah dirancang jauh-jauh hari, bahkan sekitar 4-5 bulan sebelumnya. “Kegiatan ini memang sudah direncakan oleh temen-temen PUSAKA, sekitar akhir Desember 2016 hingga awal Januari 2017. Yaitu ketika saya diundang ke Turki saat penerimaan hadiah saat memenangkan Lomba Kaligrafi kemarin. Pada saat itu saya berbincang-bincang dengan Ustadz Sahriyansah, kaligrafer asal Indonesia yang sekarang menetap di Turki, dimana beliau juga kerap mengharumkan nama Indonesia pada prestasi yang dicapainya” ungkap Ust. Huda Purnawadi. Beliau menambahkan bahwa acara ini juga sebagai salah satu pemanfaatan waktu ketika ust. Sahriyansah Sirojuddin bersama istri saat berkunjung ke Indonesia. “Insya Allah, ketika lebaran nanti, kami beserta keluarga akan berkunjung ke Indonesia, kebetulan juga ada acara keluarga, jika memungkinkan, coba buat acara yang berkaitan dengan kaligrafi atau semacamnya, untuk keperluan nanti kita bisa usahakan”, lanjut ust. Huda menirukan perbincangannya dengan Ustadz Syahriansyah saat pertemuan keduanya di Turki.

 

pusaka pati -1
Ustadz Syahriansyah dan Ustadzah Fatma ketika menyampaikan materi Workshop.

Acara workshop kaligrafi dan tahdzib ini menarik perhatian para peserta, karena memang menghadirkan sumber pemateri yang kompeten dari Turkey yaitu Ustadz Sahrianyah Sirojuddin beserta sang isteri, Ustadzah Fatma Ulusoy. Dalam workshopnya, beliau menjelaskan akan pentingnya belajar kaligrafi dengan guru, dengan metode khusus. Salah satunya adalah metode taqlidy yang merupakan metode percepatan, terutama bagi para pemula. Metode ini sangat membantu para pembelajar agar dapat mempelajari kaligrafi dan keilmuannya dengan lebih sistematis.

Workshop yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, seperti daerah sekitar Jawa Tengah, Jawa Timur, Padang, Jakarta, Sukabumi, Kalimantan dan daerah-daerah lainnya. Sedangkan jumlah peserta yang mengikuti lomba kaligrafi nya yaitu 35 peserta, dengan cabang lomba pada Jaly – Tsuluts. Syukurnya, kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik meskipun hanya ditangani oleh sekitar 50 panitia yang berasal dari para santri dan mahasiswa dari STAI Pati.

Pada hari yang sama, pemenang Lomba Kaligrafi Tingkat Nasional Tahun 2017 yang diselenggarakan oleh PUSAKA Pati, juga diumumkan tepat sebelum workshop dilaksanakan. Berikut daftar para juara:

Juara Utama

  1. Teguh Prastio. Sukabumi, Jawa Barat.
  2. Muhammad Mu’allimin. Demak, Jawa Tengah.
  3. M Samsudin. Sanyeran, Jambi.

Juara Harapan

  1. Ahmad Ashof. Bantul, Jogjakarta.
  2. Ahmad Syarwani. Kotawaringin Timur, Kalimantang Tengah.
  3. M. Hendrik Saputra. Sukabumi, Jawa Barat.
juara pusaka pati
Para pemenang lomba berpose bersama usai pengumuman.

Harapan ke depan, adanya acara ini diharapkan dapat membantu para pecinta kaligrafi Indonesia agar terus mengikuti perkembangan kaligrafi bertaraf Internasional dan bukan hanya fokus kepada MTQ yang selama ini menjadi perhatian mereka. Karena di luar sana masih banyak sekali jenis seni kaligrafi yang juga perlu dipelajari diikuti. Dengan demikian, dapat membantu mengenalkan seni kaligrafi Islam klasik dan tedzib yang selama ini hanya dianggap biasa-biasa saja. Selain itu, direncanakan acara seperti ini menjadi agenda rutin PUSAKA yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Demikian tutup Ustadz Huda Purnawadi. [Yasir Amrullah/hamidionline]

Continue Reading
1 8 9 10 11 12 18