Cerita dari Karantina Khot di Darul Qur’an Bersama Syekh Belaid Hamidi

Pesantren Darul Qur’an yang diasuh oleh K.H Yusuf Mansur memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pesantren lainnya. Jika pesantren lainnya libur saat Ramadan, justru Darul Qur’an menjadi semakin ramai. Selain itu, terdapat markas Khat Al-Quran yang dipimpin oleh Ust. Alim Gema Alamsyah yang tahun ini membuat agenda karantina khat intensif yang langsung dibimbing oleh Syaikh Belaid Hamidi. Meskipun kegiatan ini perdana, namun antusias para peserta cukup ramai. Hal itu terlihat dari peserta yang datang dari penjuru daerah nusantara, untuk bersama-sama mengisi Ramadan dengan beribadah dalam bentuk mengkaji khat al-Quran dan menambah pengetahuan.

Daya tarik dari karantina ini adalah ditempatkannya para peserta di asrama selama dua pekan acara. Otomatis mereka merasakan indahnya mondok lagi. Namun bedanya, kali ini adalah bulan Ramadan serta dalam rangka mempelajari dan mendalami Khat Al-Quran. Dengan demikian, seluruh peserta memiliki ketersambungan intelektual (sanad) dengan Syaikh Belaid Hamidi dan guru-guru khat di atasnya.

Sanad dalam tradisi intelektual pesantren menjadi syarat penting untuk legitimasi keilmuan seseorang. Tanpa sanad yang tersambung, keahlian dalam bidang pengetahuan seseorang bakal diragukan. Sanad yang tersambung hingga ke peletak kaidah dasar memberi otoritas akan pemahaman rahasia huruf sebagaimana yang dikehendaki oleh penulisnya.

Syaikh Belaid Hamidi merupakan salah satu juri musabaqah khat internasional di IRCICA Turki, beliau juga telah menulis Al-Quran sebanyak 8 kali, serta memiliki sanad dalam 6 jenis khat dari masyayikh khattath Turki. Beliau menyelesaikan belajar khat Riq’ah, Diwani, Diwani Jaly, Nasta’liq dan Ta’liq Jaly, serta Naskhi dan Sulus. Pada Khat Naskhi dan Sulus, Syaikh Belaid belajar kepada khattath Turki terkemuka, Syekh Hasan Celeby. Syekh Hasan sendiri memiliki sanad keilmuan yang bersambung pada Syaikh Hamid Al-Aytac al-Amidi.

Sedangkan pada khat diwani, jaly diwani serta nasta’liq, Syaikh Belaid mempelajarinya dari Prof. Ali Alparslan, yg satu profesor kesenian di Univeritas Marmara, Istanbul. Pada jenis diwani dan diwani Jaly, prof. Ali Alparslan memiliki ketersambungan sanad kepada syaikh Mustafa Halim, salah satu penulis di diwan hamayun dan berlanjut pada Syaikh Farid Bik, rois pada diwan Hamayun, dan murid Sami Afandi. Sedangkan pada nasta’liq Syaikh Belaid Hamidi berguru pada sang profesor selama 5 tahun sejak tahun 2000 hingga 2005. Beliau merupakan pewaris terakhir khat nasta’liq turki yg diberikan oleh profesor Ali Alparslan sebelum wafatnya. Sanad nasta’liq dari Prof Ali Alparslan bersambung kepada khattath Najmuddin Oqyay, murid Sami Afandi, murid Ali Haidar dan Ismail Hakki Kubrizade, keduanya adalah murid dari Yasarizade Mustafa Izzat, murid dan putra dari Muhammad As’ad al-Yasari, peletak kaidah nasta’liq madrasah Turki.

Kembali kepada acara karantina khot, para peserta yang datang dari berbagai daerah berjumlah kurang lebih 15 orang mulai dari perwakilan syamil Al-Quran Bandung, pesantren Manahijus Sadat Rangkas Bitung, cabang Daqu Semarang, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Sakal Jombang, IAIN Jember dan PP. Darus Sholah Jember.

Kegiatan dimulai sejak tanggal 2 Romadhan hingga 15 Romadhan 1440 H atau tanggal 07 Mei hingga tanggal 20 Mei 2019 berpusat di Gedung Ad-Dhuha lantai 6. Fasilitas ini diberikan oleh Pesantren Darul Qur’an di bawah pimpinan K.H Ahmad Jameel, ketua Yayasan Darul Quran pusat di bidang pendidikan.

Sementara rutinitas tashih harian di mulai dari pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 15.00 WIB setiap hari. Sedangkan materinya adalah kitabah i’tiyadiah, pelajaran lanjutan khat sesuai masing-masing peserta dan pengenalan khat naskhi bagi peserta lanjutan. Di antara peserta yang ikut tahun ini adalah saudara Nafang Permadi (juara 1 lomba internasional IRCICA Turki di kategori Diwani dan Diwanj Jaly tahun 2019) yang saat ini sedang melanjutkan pelajarannya di khat nasta’liq, juga Zainul mujib (khattat dan muzakhrif Indonesia), Sayed Fitri Adhi (alumnus Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, Ketua Asosiasi Kaligrafer Arab Murni Indonesia Mesir (AFANIN) 2013-2017), Yasir Amrullah (Juara 1 musabaqah diwani Nasional di UIN Malang) dan Fauzan (Mujaz terbaru pada khat Riqah, diwani dan diwani Jaly Darul Quran).

Sedangkan di pelajaran Diwani Jaly ada Umi Nisa (pemegang rekor khattatah termuda di Dunia), Fitria Dewi Masyitoh (juara 2 musabaqah regional IRCICA di Singapura 2018) dan Muhammad Yusuf Sholikhuddin (markaz khot Gontor, saat ini mengabdi di Pondok Manahij Sadat dan pendiri markaz khot Kalimah). Sementara di khat diwani ada Jimly Azhari (Juara Harapan 2 musabaqah Khat Internasional di kategori khat Magribi IRCICA tahun 2016) asal Jember.

Adapun peserta lainnya, masuk dalam kategori peserta umum dan difokuskan pada pelajaran tahsin kitabah i’tiyadiah yang digawangi oleh Ustadz Alim Gema Alamsyah. Peserta kategori ini sebagian mereka berasal dari para guru tahfidz PP Darul Quran dan Penerbit Syamil Quran, Bandung.

Selain kegiatan diatas, para peserta di berikan materi tambahan dan refreshing, seperti tahsin qiroah dan tahfidz selepas sholat subuh, memanah dan berkuda. Jimly Ashari, salah satu peserta menuturkan bahwa baginya, kegiatan ini di luar dugaan. Karena ternyata sangat banyak manfaat yang bisa diambil, apalagi pembelajaran langsung dibimbing oleh Syaikh Belaid Hamidi. Tidak mengherankan, jika kemudian dia berhasil mengkhatamkan dars diwani selama 2 hari saat karantina khot.

Peserta lain, Sayed juga mengungkapkan kebahagiaan dan kesyukuran nya dapat menyambung pelajarannya kembali bersama Syaikh Belaid Hamidi pasca 5 tahun tidak bertemu dengan beliau sejak pulang dari mesir. Sayed adalah salah satu peserta yang datang dari serambi Mekah, Aceh.

Adapun kesan yang diutarakan oleh Zainul Mujib, salah satu peserta perwakilan SAKAL jombang adalah kebahagiaannya bisa langsung bertemu dengan Syaikh, karena setiap hari selalu bertambah ilmu dan pemahaman mendalam terhadap kajian khat, mulai dari kajian sejarah, metode pengajaran, membuat tarkib yang bagus, menganalisis karya dll.

Sedangkan peserta yang fokus pada pembelajaran tahsin kitabah i’tiyadiah menargetkan untuk selesai (khatam) mempelajari seluruh isi kurrosah yang di ajarkan langsung oleh syaikh belaid sekaligus sebagai pengarang kitab. Diharapkan, kedepan mereka dapat menyebarluaskan ilmu ini melalui kegiatan yang diselenggarakan oleh Syamil Quran.

Semoga kegiatan karantina intensif ini dapat memberikan manfaat dan bekal tambahan dalam memperdalam ilmu khat Al-Quran, serta bisa dilaksanakan di tahun mendatang, mengingat manfaatnya yang luar biasa. Aamin. (Tangerang, 12 Mei 2019, Yasir Amrulloh)

Continue Reading

MKD (Musabaqah Khat Diwani) ke-II JDFI UIN Maliki Lahirkan Kaligrafer Unggul

Hamidionline — Malang. Selasa (12/03) yang lalu, UPKM JDFI Pusat Ma’had Al Jami’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mengadakan Musabaqah Khatt Diwani (MKD) Tingkat Nasional yang dirangkai dalam acara Musabaqah Funuun Islamiyah (MUFI) ke-5. MKD merupakan salah satu cabang lomba yang ada dalam rangkaian acara MUFI 5 Naional 2019 yang fokus pada bidang penulisan khatt dan menggunakan jenis khatt diwani yang memperhatikan kaidah-kaidah penulisannya.

Lomba tahun ini merupakan kali kedua dilaksanakan oleh UPKM JDFI, dan merupakan lomba khat diwani satu-satunya di Indonesia yang menggunakan sistem mengirim karya dengan standar buku diwani madrasah Turki, Muhammad Izzat Affandi.

Proses penjurian MKD dilaksanakan di ruang rapat area ma’had putra UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang dihadiri oleh tiga juri yang berkompeten pada jenis khot ini, yaitu al-Ustadz Muhammad Zaenuddin dari Depok (Juara internasional IRCICA 2016), Ustadzah Rini Maulidia dan Ustadzah Fitria Dewi Masyitoh dari UIN Malang (keduanya adalah juara pada lomba IRCICA regional di Singapore 2018).

Lomba MKD tahun ini diikuti oleh 39 peserta dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Persaingan antara karya sangat ketat, mengingat sudah banyaknya kaligrafer yang mendalami jenis kaligrafi ini dengan baik. Demikian pula dalam pengerjaan di atas kertas karya (muqohar), banyak karya yang masuk ke dalam nominasi pemenang. Namun demikian, sesuai dengan kebijakan panitia, hanya diambil 4 terbaik saja yang berhak mendapatkan gelar juara tahun ini.

Sementara itu, tujuan diadakannya kompetisi ini diantaranya adalah untuk menumbuhkan persaingan yang sehat, serta merangsang para kaligrafer untuk lebih mendalami dan menciptakan karya pada khat diwani yang bagus dan berkualitas, yang akan menjadi tolok ukur perkembangan khat diwani dari kalangan pemuda Indonesia dari tahun ke tahun.

Berikut adalah pemenang pada lomba khat diwani JDFI UIN Maliki Malang tahun ini.

    1. Ahmad Yasir Amrullah, ICIS, Jember
    2. Achmad Jalaluddin, Markaz Khot Gontor Ponorogo
    3. Asrori Mahmud, ICIS, Jember
    4. Nur Sa’diyah Aini, Univ. Udayana Bali

Segenap panitia dan keluarga besar Ahaly Hamidi mengucapkan selamat kepada pemenang, dan kepada seluruh peserta, semoga diikuti oleh prestasi-prestasi yang lain di kompetisi mendatang. [Mariya Widi Astuti/ Red: Muhammad Nur]

Continue Reading

Khot Riq’ah dan I’ityadiyah di Fesda Unida Gontor

Hamidionline.net, Ngawi – Jum’at (01/03), Dewan Mahasiswa (DEMA) Pusat Kampus Putri Pusat, Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor menggelar perhelatan tahunan, Festival Darussalam (Fesda). Dalam even yang kali ini digelar di kampus Gontor Putri 1, terdapat empat kgategori utama yang dilombakan; yaitu olah fikir, olar dzikir, olah rasa, dan olah raga. Salah satu jenis olah rasa yang dilombakan adalah kaligrafi.

Meskipun lomba khot selalu dilombakan di Fesda tahun sebelumnya, namun yang membedakan, tahun ini khot yang dilombakan spesifik riq’ah dan i’tiyadiyah, hanya khot saja, tanpa ornamen dan tambahan lain, Ujar Riza Nurlaila, salah satu juri yang telah memperoleh ijazah pertamanya di khot riq’ah. “Selain itu, kami ingin membuat persaingan sehat antar mahasiswi yang saat ini belajar khot, apalagi di antara mereka ada yang sudah mendapatkan ijazah”, imbuhnya.

Nindya Ayomi, salah satu juri ketika dikonfirmasi menyampaikan bahwa lomba khot kali ini diadakan on the spot (di tempat), memakai markaz khot di Gontor Putri 1. “Memang terlihat kurang maksimal, karena seharusnya mereka bisa menulis memakai qolib di atas meja kaca. Tapi alhamdulillah, peserta terlihat antusias dan serius dalam mengikuti acara dari awal hingga akhir”, ungkapnya. “Untuk yang akan datang, insya Allah akan diadakan dengan mengirim, supaya lebih efektif dan karya peserta lebih maksimal”.

Lomba khot tahun ini diikuti oleh 17 peserta pada khot riq’ah, dan 9 peserta pada kitabah i’tiyadiyah. Pengumuman diadakan sore harinya bersamaan dengan pengumuman hasil lomba di cabang yang lain. Keluar sebagai juara pada khot riq’ah secara berurutan adalah Nurul Siam Fajriani, Hasna Awalia Jamilah, dan Nadia Els Silmy. Sementara pada kategori kitabah i’tiyadiyah, keluar sebagai juara secara berututan adalah, Fathimah Azzahra’ Nashirin, Nadia Afifah dan Shofiyatunnisaa. [noer/hamidionline.net]

Continue Reading

HMP Ilmu Hadits UINSA Adakan MKDJ Tingkat Nasional

Araaita.com – Jum’at (22/02) Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Ilmu Hadits Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya mengadakan Musabaqoh Khat Diwani Jally (MKDJ) Tingkat Nasional di gedung rektorat lama. MKDJ merupakan lomba kaligrafi dengan gaya tulisan yang diciptakan oleh masyarakat Turki Usmani.

Lomba khat atau kaligrafi tersebut merupakan agenda pertama terbesar dari program kerja HMP Ilmu Hadits. “Ini adalah agenda pertama yang paling besar di kepengurusan kita,” tutur Rois selaku panitia saat ditemui kru Araaita. Ia juga menambahkan, bahwasanya ini merupakan lomba yang pertama kali diadakan di Indonesia dengan konsepan peserta harus mengirimkan karyanya pada waktu yang sudah ditentukan oleh panitia. Seluruh peserta tidak perlu datang ke lokasi lomba. Cukup dengan mengirimkan karyanya pada panitia.

“Hari ini adalah waktu penilian dari para dewan juri,” imbuhnya. Menurut Athoillah selaku juri dalam lomba tersebut, lomba ini memang memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya. “Pembuatan Khat Diwani Jally ini minimal membutuhkan waktu selama 2 bulan,” jelas salah satu juri yang mengenakan batik tersebut. Pria asal jombang itu juga menuturkan bahwasanya Musabaqoh Khat Diwani Jally Tingkat Nasional seperti ini belum pernah ada di Indonesia. “Ini merupakan lomba kaligrafi menggunakan Khat Diwani Jally pertama kali di Indonesia” tambahnya.

Dengan jumlah peserta 11 orang tapi lomba ini bukanlah lomba sembarangan. “Semua peserta yang sudah berani ikut lomba ini, berarti mereka adalah orang yang sudah berkualitas,” tutupnya. Rencananya, pengumuman pemenang akan diadakan tanggal 25/2 ini. (Alv)

sumber: http://www.araaita.com/2019/02/hmp-ilmu-hadits-adakan-mkdj-tingkat.html

Continue Reading

Syaikh Belaid Hamidi Kukuhkan 20 Kaligrafer Dengan Ijazah di Uinsa Surabaya

workshop uinsa

Surabaya- Sebanyak dua puluh pelajar dan mahasiswa (putra dan putri), dari berbagai daerah dikukuhkan sebagai kaligrafer dengan menerima Ijazah Khat dari Syaikh Belaid Hamidi. Ijazah khat ini diserahkan langsung dalam kesempatan acara Marosim Ijazah Khot yang digelar oleh Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, pada Kamis (9/8).

Khattat/Khattatah yang memperoleh anugerah ijazah, enam diantaranya memperoleh ijazah pada jenis khat Diwani Jali, dua belas pada jenis khat Riq’ah, sebagian lainnya diwani dan satu orang khattatah pada jenis Khat Maghribi.

Masing-masing adalah yaitu Muhammad Choirul Anas (Diwani Jaly), Abdul Hayyi Musthafa (Diwani, Diwani Jaly), Habibudin (Riq’ah, Diwani, Diwani Jaly), Ahmad Yasir Amrullah (Diwani Jaly), Zainul Mujib (Diwani Jaly), Nafang Permadi (Diwani jaly), Muhammad Iqbal (Riq’ah), Siti farhanah (Riq’ah dan Diwani), Rohman Amirul Mukminin (Diwani), Fajar Al-Hadi Mughni (Riq’ah), Mar’atus Sholihah (Riq’ah), Fakhruddin Dzikri (Riq’ah), Rahmad Syarifuddin Hidayat (Riq’ah), Ahmaad kamil Fadholi (Riq’ah), Siti Aisya (Riq’ah), Sarifudin (Riq’ah), Muhammad Abbas bin Amir (Riq’ah), Alfiyan Arif (Riq’ah), Siska itayana (Riq’ah) dan Ulin Nikmah (Maghribi).

Adapun penyerahan ijazah ini terselenggara melalui acara yang dikemas dengan Workshop Internasional bertajuk “Khat: Disiplin Ilmu dan Seni”. Hadir sebagai narasumber adalah direktur SAKAL Jombang Ust. Atho’illah, Ust. Bambang dari Malang, serta Syaikh Belaid Hamidi dari Maroko, dan Dr. Abdullah Futiny asal Saudi Arabia.

Hampir seratus peserta dari berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, tenaga pendidik dan pegiat kaligrafi. Dari berbagai penjuru daerah dalam negeri dan luar negeri ikut memeriahkan acara tersebut, seperti peserta asal dari Jombang, Jember, Malang, Surabaya, Gontor, Sleman, Cina dan juga dari negara Thailand.

Seorang Khattat yang telah memperoleh ijazah, Zainul Mujib mengaku senang dan bersyukur karena telah menyelesaikan belajar pada Jaly Diwani dan mendapatkan ijazah. Bagi khattat asal SAKAL Jombang ini, setidaknya ijazah yang telah dia peroleh bersama para mujazun lainnya, telah membuktikan bahwa metode belajar khat/seni kaligrafi yang dikembangkan oleh Syaikh Belaid Hamidi bisa diterima dan bahkan berkembang pesat melalui berbagai Madrasah Khat serta Markaz-markaz Khat yang telah aktif dan tersebar di penjuru Nusantara.

“Anugerah Ijazah ini bisa menjadi sprit bagi kami, tidak hanya untuk meningkatkan minat dalam bidang pembelajaran kaligrafi, tapi juga sebagai wadah untuk menggali potensi dan agar lebih berinovasi pada bidang kaligrafi.” ungkap Mujib dengan penuh semangat.
Sementara, usai pemberian anugerah ijazah, kegiatan ini dilanjut dengan pameran kaligrafi, hasil karya dari proses pembelajaran dengan Manhaj Taqlidy Hamidi. Sebagai pamungkasnya di akhir acara, ditutup dengan pengumuman lomba Musabaqah Khat Riq’ah Nasional.

Syekh Belaid Hamidi sebagai pencetus Manhaj Hamidi, pada sambutan resmi dan di sela-sela acara selalu memberi motivasi dan dukungan terhadap pengembangan khot di Indonesia. Kaligrafer dan Juri kaligrafi pada IRCICA yang saat ini menetap di Darul Qur’an, Tangerang ini selalu menekankan satu hal dalam belajar khot; yaitu sabar, sabar dan sabar. [A. Yasir Amrullah/hamidionline.net]

Continue Reading

IJIR (Institute For Javaness Islami Research) Adakan Workshop Seni Rupa Islam Tradisional


Workshop seni rupa Islam tradisional yang diadakan oleh IJIR (Institute For Javaness Islami Research), salah satu lembaga penelitian dibawah naungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung dengan tema “mengenal dan membuat karya seni Zuhrufah/tadzhib” sukses digelar kemaren (16-17/12/2017).

Salah satu peserta workshop tengah menggoreskan kuasnya pada lembar latihan.

Workhshop yang digelar di gedung IAIN Tulung Agung ini mengadirkan pemateri dari Sekolah Kaligrafi Al-Qur’an (SAKAL) Jombang, Zainul Mujib; seorang illuminator dengan berbagai macam prestasi baik regional maupun Internasional. Sedangkan pesertanya sebagian besar mereka berasal dari Mahasiswa Universitas di Jawa Timur.

Dalam pelaksanaannya, Kegiatan ini di awali dengan tahap pengenalan secara umum tentang seni zuhrufah (ornament) dilanjut dengan penjelasan lebih rinci mengenai dasar, tujuan, dan pengertian dari zuhrufah itu sendiri. Kemudian pada tahap berikutnya, para peserta di ajak untuk memvisualkan dalam bentuk karya.

Sarjana lulusan IAIBAFA ini menyampaikan “Meskipun pada tahap ini bentuk pengaplikasian karya menggunakan zuhrufah corak Turki, tetapi tujuan utama kedepan adalah untuk mengangkat ragam hias dari nusantara. Karena sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa ragam hias corak nusantara jauh lebih beragam gaya dan motifnya, sesuai dengan ciri khas kedaerahan. Hanya saja sejauh ini bisa dikatan hanya sesidikit orang yang peduli akan peninggalan kebudayaan tersebut. Oleh karenanya bentuk kepedulian akan kebudayaan, tidak hanya berakhir pada acara workshop saat ini, akan tetapi kedepan akan dilakukan kajian-kajian yang lebih mendalam mengenai seni tersebut.

Adapun saat ditanya oleh tim Hamidi Online tentang harapan diadakannya kegiatan workshop ini, Mahbub Cholili sebagai ketua panitia menyampaikan besar harapan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan kontribusi terhadap pelestarian dan perkembangan peninggalan seni budaya nusantara. Karena salah satu ciri bangsa yang besar itu tidak pernah melupakan khazanah kebudayaanya”.

Kegiatan workshop ini memang baru kali pertama diadakan di IAIN Tulung Agung, namun mereka terus mendedikasikan dan mengembangkan ilmu seni yang mulia ini melalui komunitas seni Islam ditempatnya masing-masing. Kedepan masyarakat dapat mencintai dan menghargai warisan kebudayaan Indonesia ini, khususnya para mahasiswa sebagai agent of change. Semoga.

Continue Reading

Temu Alumni IQMA UINSA Surabaya dalam Marosim Ijazah Kaligrafi

ijazah uinsa

KALMA UINSA menggelar acara Marosim Ijazah Khat pada Minggu, 10 Desember 2017. Kegiatan Marosim yang ditampilkan pada acara Haul KH. Chisnullah (pendiri IQMA) dan Temu Alumni IQMA dari berbagai angkatan hadir memenuhi ruang SAC lt. 3 UIN Sunan Ampel Surabaya. Dalam acara tersebut turut hadir istri KH. Chisullah, ibu Nyai Hj. Tamaroh beserta putrinya, Neng Fikri. Acara tersebut diselenggarakan untuk mengenang sejarah serta jasa para pendiri IQMA dan Alumni yang telah berjuang membersarkan nama IQMA.

Opening Ceremony dilaksanakan pada pukul 08.00 setelah sebelumnya disuguhkan penampilan banjari sebagai pra-acara. Acara dibuka oleh M. Ainul Yaqien selaku Ketua Umum IQMA 2017 kemudian dilanjutkan dengan acara istighosah bersama untuk mendoakan para pendiri, alumni serta untuk kelancaran acara IQMA kedepannya.

Temu alumni menjadi ajang silaturahim dan ajang kebersamaan bagi keluarga besar IQMA sehingga dapat menampung ide dan masukan melalui sharing bersama bidang-bidang yang ada di IQMA. Sharing ke-IQMA-an yang diikuti oleh senior,pengurus dan anggota dipimpin oleh pengurus bidang masing-masing ini memberikan kesempatan kepada para pengurus dan juga anggota bidang untuk menggali informasi dan mencari solusi serta masukan demi kemajuan bidang di IQMA kedepannya.

Selain sharing ke-IQMA-an, diadakan pula ILC (IQMA Lesehan Club) yang merupakan ajang diskusi antara alumni dan pengurus serta anggota IQMA secara keseluruhan. Dipandu dengan presenter cantik yang juga merupakan alumni dari bidang MC sendiri, yaitu Putri Chumairoh, acara ILC berlangsung dengan lancar. Putri memberikan tema miskomunikasi pada ajang diskusi tersebut sehingga anggota maupun pengurus diberi kesempatan untuk bertanya seputar permasalahan-permasalahan yang terjadi di IQMA yang akan dipechkan langsung bersama alumni.

Tidak hanya itu, disela-sela acara juga ada penampilan dari masing-masing bidang. Mulai dari penampilan bidang MC, dakwah, sholawat, tilawah Grup, dan tak kalah juga dengan bidang kaligrafi yang memilih untuk membuat Pameran serta Marosim kecil-kecilan di pandu oleh Master of Ceremony dengan memanggil khottoth dan khottotoh untuk maju ke panggung secara bergantian untuk menerima ijazah Khat masing-masing. M. Fauzi Idris mengatakan “ini adalah kesempatan kita bidang kaligrafi untuk memperkenalkan sistim pembelajaran sanad yang diikuti dan mujaz mujaz yang ada di kaligrafi kepada para alumni, juga kalma (kaligrafi IQMA) sudah mampu mencetak kader-kader kaligrafi yang potensial dan go internasional. Sehingga diharapkan nantinya para mujaz lebih memiliki rasa tanggung jawab dalam mengemban amanah khattath dan khattatah yang disandangnya. ”tuturnya.

Berikut merupakan nama-nama mahasiswa/i yang sudah berijazah pada khat tertentu :

Dinia Zahrotul Jannah. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam (Semester 3) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, yang juga salah satu murid dari Ustadzah Ulin Nikmah. Memulai pembelajaran khat pada tahun 2016 hingga memperoleh ijazah pada tahun 2017 (Ijazah Khat Riq’ah). Mempunyai murid sekitar 10 orang talaqqi. Pernah menjadi Juara 1 pada lomba IMB (IQMA Mencari Bakat) cabang kaligrafi tahun 2016 di IQMA UINSA.

I’anatus Sholihah. Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (Semester 7) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, mendalami khot pada Ustadz Feri Budiantoro. Memulai pembelajaran khat pada tahun 2015 hingga memperoleh ijazah pada tahun 2017 (Ijazah Khat Riq’ah). Mempunyai murid sekitar 18 orang talaqqi. Pernah menjadi Juara 1 pada lomba MTQ Sidoarjo cabang kaligrafi tahun 2016.

Ulin Nikmah. Mahasiswi Jurusan Sosiologi (Semester 3) UIN Sunan Ampel Surabaya, juga salah satu murid dari Ustadz Feri Budiantoro. Memulai pembelajaran khat sejak di bangku Mts. dan sudah berhasil menyelesaikan 4 jenis khot dan mendapatkan ijazah (Ijazah Khat Riq’ah, Khat Diwani, Khat Jali Diwani, Khat maghribi). Mempunyai murid sekitar 10 orang talaqqi di kalma uinsa, 8 orang talaqqi di Universitas PENS Sidoarjo. Pernah mengikuti pameran Kaligrafi Internasional di Sharjah, menjadi Juara harapan 2 pada lomba Festival Kaligrafi ASEAN Jombang tahun 2017 kategori Khat Diwani.

Puji Miftakhul Arfi. Mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (Semester 1) Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya, adalah murid dari Ustadz Darmawan, Lc (Aceh). Memulai pembelajaran khat pada tahun 2016 hingga memperoleh ijazah pada tahun 2017 (Ijazah Khat Riq’ah).

Setelah Marosim selesai, sangat di apresiasi oleh para alumni IQMA, Istri pendiri IQMA, ketua Alumni, serta semua elemen yang ikut berpartisipasi di acara Haul dan Temu Alumni itu.

Kegiatan foto dan makan bersama menjadi penghujung acara Haul KH. Chisnullah dan temu alumni tahun ini. “Kita berharap bahwa pertemuan seperti ini bisa secara rutin dilakukan agar IQMA bisa menjadi lebih baik dan lebih baik lagi kedepannya”, tutur salah satu pengurus yang hadir. (I’anatus Sholihah/ AH Sby)

Continue Reading