Penganugerahan Kompetisi Internasional Penulisan Mushaf Syarif di Madinah 

Sungguh membanggakan. Koordinator Ahaly Hamidi indonesia, al-Ustadz Yasir Amrullah, termasuk ke dalam salah satu kaligrafer yang mendapatkan penganugerahan dalam kompetisi internasional penulisan mushaf di Madinah.

Acara tersebut diselenggarakan oleh percetakan mushaf terbesar di dunia, yaitu Mujamma’ Malik Fahd di kota madinah sebagai pelaksana teknis yang ditunjuk oleh Kementerian Urusan Islam dan Dakwah Saudi Arabia bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat.

Di antara tujuan kompetisi ini adalah untuk mengapresiasi para penulis mushaf dari berbagai penjuru dunia sekaligus sebagai ajang bertukar pengalaman serta wawasan dalam penulisan mushaf yang tentunya sangat beragam.

 

Continue Reading

Sebuah Catatan dari The International Cultural Festival of Miniatures and Illuminations 2023

Berikut ini catatan ringan kami saat berkesempatan menjadi peserta pada pameran miniatur atau munamnamat dan seni iluminasi atau zakhrafah di Tlemcen, Alzajair. Kami berangkat dari bandara Internasional Juanda pada 25 Desember 2023 pukul 01.00 WIB, transit satu kali di Jeddah akhirnya kami mendarat di Aljazair tanggal 25 pukul 13.40 waktu setempat. Bersyukur, kami berdua yang terpilih sebagai peserta perwakilan asal Indonesia selamat sampai tujuan.

Sebelum berangkat ke tempat kegiatan berlangsung, kami diperkenankan untuk menginap di KEDUBES RI Aljazair satu malam, keesokannya barulah kami terbang ke Tlemcen. The International Cultural Festival of Miniatures and Illuminations resmi dibuka pada Rabu, 27 Desember 2023  bertempat di gedung Andalusian Studies Centre, kota Tlemcen, Algeria. Acara pembukaan dimulai pukul 19.00 waktu setempat. Sebagaimana kegiatan formal pada umumnya, acara dimulai dengan sambutan gubernur setempat dan ketua panitia.

Pameran kali ini merupakan penyelenggaraan ke-13 yang diadakan setiap tahun sejak 2011. Kali ini, terdapat kurang lebih 70 seniman baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya Turki, Tunisia, Mesir, Irak, Iran, Indonesia, Yaman, dan Usbekistan. Adapun tema yang diusung di tahun ini adalah جمالية الجوهر الفني هوية والابداع (Estetika hakikat seni, identitas dan kreativitas).

Continue Reading

Munaqasyah Ijazah Ahaly Hamidi; Menjaga Kualitas Tulisan, Keilmuan dan Persaudaraan

Ahad, 12 Desember 2021, keluarga besar Ahaly Hamidi mengadakan munaqasyah ijazah kaligrafi, yang dilaksanakan di Sekolah Kaligrafi Al-Qur’an (SAKAL), Denanyar, Jombang. Kegiatan munaqasyah atau ujian ini merupakan upaya untuk menjaga kualitas tulisan dan keilmuan calon khattat, yang juga merupakan bagian dari program kerja pengurus Ahaly Hamidi devisi Pendidikan. Seharusnya kegiatan ini merupakan proker enam bulan sekali (tiap semester), menjadi tertunda selama dua tahun akibat pandemi COVID-19, sehingga baru bisa diselenggarakan untuk kali kedua.

Acara dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.30 WIB. Diawali dengan pembukaan, sambutan ketua pengurus Ahaly Hamidi, ketua panitia pelaksana, juga Guru Besar kaligrafi Manhaj Hamidi, Syaikh Belaid Hamidi, secara virtual via zoom, yang ditampilkan menggunakan proyektor di ruang penyelenggaraan. Beliau menyampaikan:

“Bahwa dalam manhaj hamidi, setiap murid yang telah menyelesaikan jenis khat tertentu, selalu diakhiri dengan penulisan ijazah. Proses ini akan menjadikan para murid kuat secara keilmuan dan dapat meneruskan pelajaran kepada khat berikutnya serta mengajarkan kepada yang lain dari apa jenis khat yang sudah dipelajari”

Continue Reading

Isi Liburan, Gontor Adakan Lomba Khot Antar Santri

Jum’at (21/11) berlangsung pembagian hadiah dan penganugerahan pemenang Musabaqah Kaligrafi Darussalam (MKD), di Pondok Modern Darussalam Gontor. Lomba ini merupakan kali pertama diadakan oleh Markaz Khot Darussalam, dalam rangka mengisi kegiatan liburan extraordinary santri, di mana liburan tahun ini diadakan di dalam kampus saja alias tidak ada perpulangan.

Liburan awal tahun selama 10 hari dimanfaatkan oleh peserta untuk menyiapkan karya pada khot riq’ah, diwani dan kitabah i’tiyadiyah. Total peserta sebanyak 50 santri dari Gontor kampus pusat dan Gontor kampus dua. Selama kurang lebih satu minggu, para santri mengikuti proses tashih tulisan, menyiapkan susunan kalimat dan memperbaiki huruf di bawah bimbingan para guru yang juga tidak pulang selama liburan.

Pengumuman pemenang secara resmi dilaksanakan di masjid jami’ selepas maghrib, sehari sebelum acara pembagian hadiah. Terlihat antusias dan minat santri yang besar untuk belajar kaligrafi, dilihat dari pemenang lomba yang berasal dari hampir semua kelas. Keceriaan dan suasana kekeluargaan tampak jelas pagi itu, saat pemberian hadiah dan penganugerahan para pemenang yang dihadiri oleh bapak wakil direktu KMI, al-Ustadz H. Farid Sulistyo, Lc.

Dalam sambutannya beliau berpesan untuk selalu bangga dan bersyukur menjadi bagian dari sedikit orang yang belajar dan melestarikan seni kaligrafi. Sementara itu, koordinator pelaksana lomba, al-Ustadz Jalaluddin, S.H. berharap tahun depan bisa kembali dilaksanakan lomba serupa dengan persiapan lebih baik dan dalam skala lebih luas, sehingga bisa diikuti oleh para santri kampus Gontor lainnya. Di akhir acara, al-Ustadz Ainul Yakin, S. I. Kom, salah satu juri menyampaikan bahwa selain mengisi liburan dengan hal-hal positif, lomba ini juga menunjukkan bahwa potensi santri banyak yang muncul setelah diberi kesempatan yang cukup untuk berkarya. Hal itu membuat optimis, bahwa kaligrafi di Indonesia akan maju di masa mendatang, demikian pungkasnya. [muhammad nur/hamidionline]

Continue Reading

Perhatikan Ini Sebelum Memutuskan Untuk Belajar Khot

Belajar khot memang menarik, terutama bagi pemerhati seni Islam. Salah tujuannya adalah menghidupkan dan menjaga seni yang telah berkembang seumur dengan peradaban Islam ini. Keinginan untuk menjadi pewaris para kuttab wahyi (penulis wahyu) biasanya menjadi pemicu semangat belajar. Namun tidak sedikit mereka yang belajar menemukan kendala di tengah jalan, lalu berhenti bahkan meninggalkan khot yang dulu ingin di dalaminya. Untuk menjaga semangat dan tetap berada di track yang benar, perlu kiranya memperhatikan nasehat berikut ini.

Masuklah Dari Pintu Yang Benar
Janganlah kamu memasuki dunia khot dengan pandangan yang meremehkan dan menganggapnya enteng, sehingga mungkin semangatmu mudah menurun di tengah jalan, ketika menemukan kenyataan yang berbeda. Tetapi masuklah dunia khot dengan semangat tinggi, dan tanamkan pada dirimu bahwa khot adalah ilmu yang luas dan dalam, sehingga memerlukan kesungguhan dan keseriusan. Karena hanya dengan semangat yang tinggi, orang bisa menganggap ringan setiap tantangan di jalan yang dilaluinya, sehingga berhasil mencapai cita-cita yang diinginkannya.

Sesungguhnya Ilmu Itu Dengan Belajar
Karena itu bisa dikatakan mustahil, kamu dapatkan ilmu hanya dengan banyak bicara. Baik itu memuji-muji tulisan orang ataupun juga mengkritik dan mencari kekurangannya. Ilmu memerlukan seni dalam mencarinya, serta kesungguhan dalam mengambilnya. Karena itu hendaknya kamu tidak sibuk dengan hal-hal yang remeh temeh. Karena niatmu yang benar dan baik dalam mencari ilmu ini, akan berbanding lurus dengan terbukanya pintu-pintu rahasia khot di depanmu dengan lebar, sebagai wujud dari pemberian Allah atas kesungguhanmu.

Tangan Adalah Alat Yang Tidak Bisa Berpikir
Karenanya, jika kamu ingin menguasai khot, maka belajarlah dengan menggunakan akalmu untuk berpikir serta memahami teori, baru berlatih dan menguasainya dengan wasilah mata. Jika kamu bisa menggunakan mata dengan jeli dan maksimal dalam melihat kaidah dan contoh huruf-huruf, maka kamu akan sangat terbantu untuk menguasai khot dalam waktu yang singkat. Namun sebaliknya, jika pun kamu rajin menghabiskan waktunya untuk menulis, namun tanpa melihat, menimbang, dan berpikir terlebih dahulu, maka kamu akan lama untuk sampai kepada pemahaman dan keindahan tulisan yang diinginkan.

Jangan Kamu Pecah Konsentrasimu!
Untuk bisa fokus, maka perlu konsentrasi pada satu masalah saja. Akan sangat melelahkan jika konsentrasimu terbagi untuk beberapa pekerjaan sekaligus. Jika pun bisa, maka pekerjaan itu akan mendapatkan sedikit bagian dari konsentrasimu, sehingga hasilnya pun kurang maksimal, dan biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Dampaknya, bisa membuat orang menjadi putus asa, apalagi jika semangatnya kurang dan kemauannya lemah.

Orang sukses adalah mereka yang mampu konsentrasi untuk memulai satu pekerjaan, kemudian menyelesaikannya dengan maksimal, lalu pindah kepada pekerjaan lain, dengan memanfaatkan apa yang sudah dicapai sebelumnya, untuk mencapai tujuan berikutnya. Di sinilah letak efektifnya belajar dari satu jenis khot, lalu pindah kepada khot lain secara bertahap, sebagaimana yang diterapkan pada Manhaj Hamidi.

Jangan Merasa Dirimu Telah Maju, Padahal Kamu Tahu Kapasitasmu!
Pada hakekatnya, seseorang itu lebih tau tentang dirinya daripada orang lain. Karenanya, tidak mungkin dia akan menipu dirinya sendiri. Contohnya adalah dengan menyembunyikan kekurangannya dengan mencari solusi yang bersifat temporal dan lebih bersifat menghiburmu semata. Seperti menulis huruf, kalimat atau karya dengan warna-warni, isyarat-isyarat titik atau lainnya, sehingga terlihat indah dan menawan. Atau karena seseorang tidak mampu menulis naskah panjang, maka memilih naskah yang pendek untuk dijadikan karya, agar terlihat lebih maksimal dalam mengerjakannya.

Atau juga dengan berpindah kepada guru lain, karena merasa gurunya tidak cocok, terlalu syadid (ketat) dalam mengoreksi hurufnya sehingga dia merasa lama, akhirnya dia pun tidak pernah bisa menyelesaikan pelajaran karena ketidak sabaran tersebut. Karena hakekatnya bukan gurunya yang syadid, tetapi dia belum bisa menulis seperti yang selayaknya. Dan banyak kasus lain yang bersumber dari kelemahan dirinya, tetapi ditutupi dengan ketidak jujuran dan merasa sudah mendapatkan solusi. Padahal kekurangan tadi masih melekat dan belum berhasil diatasinya. [muhd nur/hamidionline]

Sumber: Dari tulisan Ustadz Zaki al-Hasyimi, diterjemahkan dengan bebas oleh Muhammad Nur.

Continue Reading

Mengapa Kita Belajar Khot?

hamidionline

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar kaligrafi Islam (selanjutnya disebut khat) adalah dari tata niatnya. Karena jika niatnya benar, hal ini akan menjadi kekuatan dan motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar selanjutnya. Namun, sebaliknya jika niatnya kurang pas, justru hal ini akan membahayakan si pelajar tersebut. Bahkan proses belajarnya akan terancam putus ditengah jalan.

Belajar khot merupakan sebagian dari agama. Karena khot merupakan seni warisan peninggalan Islam. Melalui seni ini, wajah Islam yang lembut dan Indah termanivestasi. Bahkan mempelajar khot dinilai sebagai ibadah, dikarenakan mempelarinya berarti mempelajari huruf-huruf al-Qur’an. Rasulullah SAW saja bersabda bagi hamba yang membaca huruf-huruf al-Qur’an akan mendapatkan sepuluh kebaikan disetiap hurufnya, tentu hal tersebut berlaku disetiap huruf yang digoreskan. Karena antara membaca dan menulis adalah satu paket yang tidak dapat dipisahkan.

Banyak sekali manfaat yang akan dirasakan jika belajar seni ini, tentunya hal ini akan tercapai jika dilandasi dengan niatan yang benar. Setidaknya manfaat tersebut dapat dinilai dari beberapa aspek, diantaranya adalah:

Pertama, aspek akademik. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang spesial. Dikatakan bahwa tulisan merupakan perantara yang sangat vital untuk sebuah proses transformasi baik informasi ataupun keilmuan. Dalam hal ini, para pelajar akan dididik bagaimana memiliki tulisan yang baik dan benar, agar pesan-pesan dari informasi yang ditulis dapat diterima oleh pembaca. Bukan hanya sekedar proses transformasi saja, namun pemberian kesan yang indah juga menjadi salah satu misi yang tidak boleh ditinggalkan. Maka, melalui kegiatan ini para pelajar dibiasakan untuk menulis dengan baik dan jelas dan juga tidak meninggalkan unsur keindahan dari apa yang ditulis.

Kedua, aspek pendidikan. Proses pembiasaan menulis dengan baik dan benar pada pelajar lambat laun akan menjadi keterampilan baginya, baik keterampilan menulis ataupun hal yang terkait dengannya.  Nah, keterampilan ini jika dalam ilmu pendidikan merupakan salah satu bagian dari sebuah pendidikan motorik. Dimana seorang pelajar akan dididik menjadi seorang yang memiliki jiwa yang hidup dengan ketenangan, kesabaran dan melatih emosi. Disamping untuk melatih kepekaan pandangan dan hati sebagai kolaborasi yang mutlak untuk menghasilkan sebuah tulisan yang indah. Tentunya  juga tidak kalah penting bahwa nilai-nilai ini nantinya diharapkan dapat teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, aspek kesenian. Melalui seni yang mulia ini, sebagain dari pegiat khot dapat membuka salah satu pintu rejeki untuk menggapai rahmatNya. Maksudnya adalah dengan belajar dan berkarya dengan seni khot, akan mendapatkan rezeki, baik yang bersifat materi ataupun non materi.

Bertemu dengan para guru, teman seperjuangan dan lain sebagainya merupakan salah satu bentuk dari rejeki. Sebuah kesempatan yang sangat berharga dapat menimba keutamaan mempelajari Kaligrafi melalui guru-guru yang dapat dipertanggung jawabkan ilmunya baik melalui akademik dan sumber, tentu ini adalah sebuah rezeki.

Sebagaian mereka ada juga ada yang memanfaatkan khot untuk belajar kewirausahaan dengan memberikan jasa tulis di rumah ibadah, atau di perkantoran, gapura dan lain-lain. Selain untuk belajar kemandirian dalam segi ekonomi, kegiatan ini juga termasuk sebagai langkah dakwah untuk menyebarkan islam yang santun. Sebagaimana pendapat ibn al-miqfa’: seni Kaligrafi Islam merupakan tulisan yang menjadi perhiasan bagi penguasa, kesempurnaan bagi orang kaya dan harta bagi si miskin.

Sebagai penutup dalam tulisan ini, penulis menghimbau untuk terus memperbaharui niat dalam belajar khot, karena kita adalah seorang muslim yang memiliki kewajiban untuk menjaga harta warisan seni Islam yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Jika tidak ada yang peduli dengan warisan budaya ini, jangan salahkan dikemudian hari jika kejayaan ini hanya akan menjadi cerita bagi anak cucu kita. (A. Yasir Amrullah/hamidionline)

Sumber tulisan: Ma’ruf Zariq, 1985, kaifa Nu’allimu al-Khat Dirasah Tarkhiyyah, fanniyyah, Tarbiyyah (Damaskus: Dar Fikr)

Continue Reading

Berkah Ramadhan; Pengalaman Baru Dalam Belajar Khat

Hamidionline.net, GONTOR. Liburan sekolah atau kuliah merupakan moment paling menyenangkan bagi kalangan pelajar. Tidak ada yang namanya tugas ataupun kegiatan rutinitas. Kebanyakan dari kita memilih moment ini sebagai ajang reuni kawan, kerabat, serta keluarga. Begitu pula dengan para kaligrafer, memilih mengisi liburan mereka dengan hal-hal yang bermutu dan bermanfaat, meskipun harus jauh dari keluarga yang mereka sayangi.

Sebagai kaligrafer, mereka mempunyai target masing-masing dalam belajar. Di bawah bimbingan Ustadz Muhammad Nur (Gontor), salah satu murid dari Syaikh Belaid Hamidi, banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat kami ambil. Salah satu dari kegiatan yang sempat kami lakukan adalah kajian khot selepas shalat terawih. Kajian ini membahas sejarah khat, lalu pendalaman tentang metode hamidi, pengertian ijazah, sampai praktek merawat peralatan khat dengan baik.

Ada sekitar 10 orang yang mengikuti karantina tersebut, akan tetapi banyak dari mereka tidak menetap dan selesai pada target yang di inginkan. Mulai dari dasar menulis khat sampai menulis ijazah. Beberapa di antara mereka adalah Sintya Kartika (Kalimantan), Fatimah Nur (Malaysia), Biddami Fatkhi (Kediri), Zulfa Azka (Yogyakarta), Adla Salsabila (Sumbawa), Amalia Husna (Jakarta) Fadyan Rumaisa (Solo) Ittaqillah (Garut), Nindhya Ayomi (Padang), serta Nasya Els Silmi (Sulawesi). Mereka semua merelakan liburan hanya untuk belajar dan melanjutkan tulisan khat. Kegiatan seperti ini telah berjalan tiga tahun terakhir menjelang liburan Ramadhan di Gontor.

Kegiatan seperti ini, meskipun singkat, namun sangat berguna untuk meningkatkan kualitas kaligrafer dalam memperdalam kaidah penulisan hingga belajar sejarah khot dan mengenal tokoh-tokoh yang berpengaruh sepanjang perkembangan seni mulia ini. “Banyak hal-hal baru yang saya dapatkan tentang kaligrafi pada Ramadhan kali ini” ungkap Biddami Fathi. Meskipun kajian tentang buku hanya sebatas membahas mukadimah dalam buku “Mizan Hat”, namun sudah cukup menambah wawasan, bahkan menumbuhkan niat baru dan semangat dalam belajar khot.

Semoga kegiatan semacam ini dapat memberikan manfaat dan bekal tambahan dalam memperdalam khat, tidak hanya dari segi menulis, namun juga dari sisi historis-filosofis, serta berdampak posistif untuk pengembangan khot di markaz khot gontor dan cabangnya pada umumnya, demi mewujudkan kader-kader kaligrafer tanah air yang berkualitas. Amin. (sintya/hamidionline.net)

 

Continue Reading