Antara Qiraat, Rasm Mushaf dan Khat [2]

qiraat-mushaf

Banyak sekali jenis mushaf dan kitab yang dihasilkan oleh para ulama dengan berbagai varian disiplin keilmuannya bertebaran di penjuru negeri. Mulai dari kajian tafsirnya, mushaf dengan kajian khusus asbabun nuzul, Maani Al-Qur’an, Balaghah Al- Qur’an, mushaf spesialisasi qiraat dan rasm yang diindahkankan dengan berbagai jenis khat yang dituliskan oleh para khattat masyhur. Mulai dari jenis gaya Kufi, gaya Tsuluts, gaya Naskhi, gaya Ta’liq, gaya Riq’ah, gaya Diwani, gaya Diwani Jali, gaya Muhaqqaq dan Raihani serta gaya Maghribi.  Diharapkan, dengan kekayaan khazanah keilmuan yang dimilki oleh umat Islam ini, umat muslim lebih cinta terhadap keagungan mukjizat Al- Qur’an yang mulia ini.

Dibawah ini merupakan contoh potongan ayat yang di tinjau dari aspek ilmu qira’at, rasm dan khat al-Qur’an.

Contoh pada penulisan kalimat “al-kafirin”

  • Bila dilihat dari aspek qiraat, cara membaca kalimat tersebut dengan mengikuti riwayat Imam Hafs adalah al-kafirin. Sedangkan jika mengikuti riwayat Imam Wars, cara membacanya yaitu: al-kefirin.
  • Bila dilihat  dari  sisi  Rasm,  kata  al-kafirun ditulis  berbeda  antara  satu  mushaf dengan mushaf  lainny  Tampak  pada  mushaf  madinah  dan  Indonesia  tertulis  الكفرين, pada mushaf turki tertulis الكافرين, sedangkan pada mushaf maroko tertulis   الكفرين dengan titik huruf “FA” terletak dengan posisi di bawah huruf.
  • Berbeda lagi jika di tinjau dari sisi khatnya, tampak pada mushaf madinah, Turki dan Indonesia menggunakan jenis Khat Naskhi, sedangkan pada mushaf Maroko menggunakan jenis Khat Maghribi

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap objek kajian terdapat disiplin keilmuan tersendiri. Mari budayakan literasi kembali untuk menelaah suatu kajian agar pisau analisisnya tepat dan benar hingga dengan usaha ini kesalahfahaman dapat terhindarkan. Demikian penjelasan yang sederhana ini, mohon maaf bila ada kesalahan dan semoga bermanfaat. [Ahmad Yasir Amrullah/hamidionline.net

Continue Reading

Di Singapura, kaligrafer Indonesia kembali berjaya

singapura

Sabtu (17/11) yang lalu, Madrasah al-Junied dan Markaz Bustan Khat di Singapura punya gawe besar. Bekerja sama dengan lembaga IRCICA yang berkedudukan di Istanbul, di hall madrasah dilaksanakan beberapa rentetan kegiatan kaligrafi yang cukup padat pengunjung.

Acara puncak dari rentetan acara tersebut adalah pemberian sertifikat khat oleh IRCICA yang diwakili oleh sekretarisnya, Ustadz Said Kasimoglu, kepada 12 kaligrafer Singapore, dilanjutkan dengan pengumuman hasil lomba kaligrafi tingkat Asean 2018 dan pembagian hadiah.

Hadir pada acara tersebut Ketua Majelis Urusan Tinggi Agama Islam Singapore, Syaikh Ilmi Musa, kepala Madrasah al-Junaid serta beberapa undangan dari asatidz madrasah al-Junaid maupun dari lembaga-lembaga Islam lainnya.

Berikut nama pemengan pada lomba kaligrafi regional Asean IRCICA tahun 2018

Jaly Ta’liq

  1. Muhammad Nur – Indonesia
  2. Nurhayatee Wado – Thailand
  3. M. Rifqo Dzunnunaini – Indonesia

Nasta’liq

  1. Muhammad Zainuddin – Indonesia
  2. Alim Gema Alamsyah – Indonesia
  3. Feri Budiantoro – Indonesia

Jaly Diwani

  1. Muhammad Zainuddin – Indonesia
  2. Nastara Basa – Thailand dan M. Ni’am Masykuri – Indonesia
  3. Ahmad Shobirin – Indonesia dan M. Ja’far Shodiq – Indonesia

Diwani

  1. Nurhayatee Wado – Thailand dan Muhammad Mu’alimin – Indonesia
  2. Feri Budiantoro – Indonesia dan Fitri Dewi Masyitoh – Indonesia
  3. Nur Haziqoh – Singapura dan Nafang Permadi – Indonesia

Riq’ah

  1. Bagus Adi Prayogo – Indonesia dan Inna Nur Jannah – Indonesia
  2. Rohman Amirul Mukminin – Indonesia dan Nafang Permadi – Indonesia
  3. M. Ikbal SA – Indonesia dan Rini Yulia Maulida – Indonesia

 

credit: photo oleh oic-ircica

Continue Reading

Lomba kaligrafi di Konya, Indonesia kembali juara!

konya 2018

Kembali, beberapa hari lalu jagad kaligrafi Indonesia ikut berbangga dengan prestasi kaligrafer Indonesia di kancah internasional. Adalah Huda Purnawadi dan Teguh Prastio, dua kaligrafer indonesia yang sudah sering mengharumkan nama bangsa kembali menorehkan prestasi terbaik mereka. Lomba yang diadakan untuk kali kedua oleh pemerintah kota Konya ini dalam rangka menghidupkan kembali kiprah kota Konya yang telah lama dikenal sebagai kota peradaban dan banyak seni.

Karena itu lomba yang diadakan oleh pemerintah kota Konya ini, terdiri dari beberapa cabang. Yaitu khot, tadzhib (zahrafah), miniatur (munamnimat), dan seni porselen (khazf). Pada cabang khot, lomba di Konya ini hanya memasukkan dua jenis khot saja untuk dilombakan. Yaitu komposisi khot Jaly sulus-sulus dan komposisi khot jaly diwani-diwani. Satu karya merupakan komposisi dari salah satu paduan khot di atas. Demikian pula sistem penilaiannya, antara kedua jenis khot tersebut tidak dipisahkan. Di mana karya yang masuk baik komposisi jaly sulus-sulus maupun jaly diwani-diwani dinilai sebagai satu cabang yaitu seni khot. Karena itu, kita temukan pemenang pertama dan kedua pada jaly sulus-sulus, sementara pemenang ketiga adalah karya pada jaly diwani-diwani.

Bagi Huda Purnawadi, ini bukan kali pertama keikutsertaannya di lomba Konya, karena pada lomba pertama yang diadakan 2016 silam, kaligrafer kita ini juga sudah berhasil menunjukkan kekuatan hurufnya dan berhasil masuk ke dalam deretan pemenang bersama Syahriansyah Sirajuddin, kaligrafer Indonesia yang tinggal di Turki. Secara urut, berikut nama pemenang sebagaimana yang tercantum dalam website resmi penyelenggara.

1. Huda Purnawadi – Indonesia
2. Abdul Baki Abu Bakar – Malaysia
3. Ahmada Rafat Abdulhamed Ahmed – Mesir
4. Mahmud Doshu – Suriah
5. Umar Nur Fuad – Mesir
6. Ahmet Ali Namazi – Iran
7. Ahmad Abdul Hadi – Malaysia

8. Teguh Prastio – Indonesia
9. Abdulrahman Alabdi – Suria
10. Musthafa Akasya – Mesir
11. Farhad Syarkani – Iran

Mewakili keluarga besar Ahaly Hamidi, dan segenap kaligrafer Indonesia, kami ucapkan selamat bagi para pemenang, selamat Indonesia!!

Continue Reading

Antara Qiraat, Rasm Mushaf dan Khat [1]

qiraat-mushaf

Tulisan ini ingin menjelaskan hubungan antara Ilmu Qiraat, Rasm al-Qur’an dan juga Kaligrafi. Mengingat antara ketiga istilah di atas saling berkaitan dan mempelajari salah satunya meniscayakan juga mempelajari ketiganya. Tentu saja, masih banyak kekurangan dari apa yang akan dibahas dari ketiga istilah di atas. Namun setidaknya tulisan ini telah mencoba memberikan sumbangsih di dalamnya. Berikut tulisan pertama dari dua tulisan berseri.

Mempelajari al-Qur’an bagi setiap Muslim adalah salah satu aktivitas terpenting, bahkan Rasulullah SAW menyatakan bahwa: Sebaik-baik kamu adalah siapa yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Menurut Quraisy Shihab, Al-Qur’an adalah suatu kitab suci yang memancar darinya aneka ilmu keislaman, karena kitab suci tersebut mendorong pembacanya untuk melakukan pengamatan dan penelitian. Upaya untuk memahami al-Qur’an dapat dilakukan baik dari sisi kebahasaan, keagamaan, maupun filsafat meskipun berbeda-beda dalam menganalisis, memilih istilah, dan mendeskripsikannya. Namun kesemuanya menjadikan teks-teks al-Qur’an sebagai fokus pandangan dan titik tolak studinya. Karena semua ilmu keislaman saling bersinggungan dan berhubungan antara satu keilmuan dan keilmuan lainnya serta saling dukungmendukung dan saling memperkaya.

Salah satu usaha untuk mempelajari al-Qur’an dapat dilakukan melalui bacaan dan tulisan. Karena keduanya sebagai jembatan penghubung yang baik dalam proses transformasi keilmuan. Dengan bacaan dan tulisan, disiplin keilmuan dapat menyebar dan terjaga dengan baik. Selain itu, tulisan juga salah satu instrumen yang penting sebagai sarana agar dapat membaca yang selanjutnya untuk memahami isi yang terkandung dalam al-Qur’an.

Pada awal Islam dengan turunnya wahyu, kegiatan untuk membaca dan menulis menjamur dikalangan para sahabat dan muslimin yang hidup pada saat itu. Hal tersebut muncul atas rasa kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an Al-Karim. Ada beberapa dari kalangan sahabat yang langsung ditunjuk Rasul sebagai sekretaris untuk menulis ayat dari setiap wahyu yang diterima Rasul. Mereka menuliskannya dibeberapa media seperti batu, kulit binatang, pelepah kurma, tulang dan lain-lain disamping juga adanya para huffadz yang menjaga Al-Qur’an dari sisi lisan. Peran tulisan pada waktu itu lebih diarahkan kepada proses dokumentasi wahyu.

Setelah proses penulisan wahyu selesai, terdapat masa-masa dimana terjadi banyak perbedaan terhadap bacaan Al-Qur’an (yang disebut dengan Qira’at). Hal tersebut mendorong sahabat Ustman bin Affan yang bertidak sebagai Khalifah pada saat itu untukmelakukan kodifikasi Al-Qur’an dan membuat mushaf dari sumber yang terpercaya sebagai acuan dan solusi umat agar masalah perbedaan bacaan tersebut bisa dilerai. Disinilah cikal bakal munculnya ilmu Rasm Al-Qur’an sebagai sebagai peninggalan pengetahuan yang diwariskan dari kekhalifahan Ustman bin Affan.

Dalam keilmuan tersebut dibahas secara detail yang berkaitan dengan bentuk ragam penulisan dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, baik dalam penulisan lafallafalnya maupun bentuk-bentuk huruf yang digunakannya. Wilayah kajian Rasm ini meliputi Kaidah Buang (al-Hadzf), Kaidah Penambahan (al-Ziyadah), Kaidah Hamzah (alHamzah), Kaidah Penggantian (al_Badal), Kaidah Sambung dan Pisah (washl dan fashl) dan lain-lain.

Selain peran ilmu Rasm Al-Qur’an yang disinggung diatas, peranan khat Al-Qur’an juga memiliki posisi yang strategis. Yaitu sebagai media tulisan yang digunakan dalam penulisan ayat-ayat al-Qur’an al-Karim meskipun masih dalam bentuk yang sederhana, diharapkan agar tulisan al-Qur’an terlihat lebih indah dan menawan sehingga lebih mudah untuk dibaca.

Perkembangan ilmu Qiraat, Rasm, Khat dan ‘Ulum Al-Qur’an lainnya menjadi salah satu media sebagai misi dakwah untuk menyebarkan agama Islam yang santun, lembut , indah dan Rahmatan Li al-Alamin. Tentunya perkembangan ini melalui tahapan-tahapan yang ketat, baik dari segi penulisan, pengajaran, metode yang disampaikan dan lain-lain. Semuanya telah melewati sejarah yang panjang. [A Yasir Amrullah/hamidionline.net]

Continue Reading

Syaikh Belaid Hamidi Kukuhkan 20 Kaligrafer Dengan Ijazah di Uinsa Surabaya

workshop uinsa

Surabaya- Sebanyak dua puluh pelajar dan mahasiswa (putra dan putri), dari berbagai daerah dikukuhkan sebagai kaligrafer dengan menerima Ijazah Khat dari Syaikh Belaid Hamidi. Ijazah khat ini diserahkan langsung dalam kesempatan acara Marosim Ijazah Khot yang digelar oleh Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, pada Kamis (9/8).

Khattat/Khattatah yang memperoleh anugerah ijazah, enam diantaranya memperoleh ijazah pada jenis khat Diwani Jali, dua belas pada jenis khat Riq’ah, sebagian lainnya diwani dan satu orang khattatah pada jenis Khat Maghribi.

Masing-masing adalah yaitu Muhammad Choirul Anas (Diwani Jaly), Abdul Hayyi Musthafa (Diwani, Diwani Jaly), Habibudin (Riq’ah, Diwani, Diwani Jaly), Ahmad Yasir Amrullah (Diwani Jaly), Zainul Mujib (Diwani Jaly), Nafang Permadi (Diwani jaly), Muhammad Iqbal (Riq’ah), Siti farhanah (Riq’ah dan Diwani), Rohman Amirul Mukminin (Diwani), Fajar Al-Hadi Mughni (Riq’ah), Mar’atus Sholihah (Riq’ah), Fakhruddin Dzikri (Riq’ah), Rahmad Syarifuddin Hidayat (Riq’ah), Ahmaad kamil Fadholi (Riq’ah), Siti Aisya (Riq’ah), Sarifudin (Riq’ah), Muhammad Abbas bin Amir (Riq’ah), Alfiyan Arif (Riq’ah), Siska itayana (Riq’ah) dan Ulin Nikmah (Maghribi).

Adapun penyerahan ijazah ini terselenggara melalui acara yang dikemas dengan Workshop Internasional bertajuk “Khat: Disiplin Ilmu dan Seni”. Hadir sebagai narasumber adalah direktur SAKAL Jombang Ust. Atho’illah, Ust. Bambang dari Malang, serta Syaikh Belaid Hamidi dari Maroko, dan Dr. Abdullah Futiny asal Saudi Arabia.

Hampir seratus peserta dari berbagai kalangan, seperti pelajar, mahasiswa, tenaga pendidik dan pegiat kaligrafi. Dari berbagai penjuru daerah dalam negeri dan luar negeri ikut memeriahkan acara tersebut, seperti peserta asal dari Jombang, Jember, Malang, Surabaya, Gontor, Sleman, Cina dan juga dari negara Thailand.

Seorang Khattat yang telah memperoleh ijazah, Zainul Mujib mengaku senang dan bersyukur karena telah menyelesaikan belajar pada Jaly Diwani dan mendapatkan ijazah. Bagi khattat asal SAKAL Jombang ini, setidaknya ijazah yang telah dia peroleh bersama para mujazun lainnya, telah membuktikan bahwa metode belajar khat/seni kaligrafi yang dikembangkan oleh Syaikh Belaid Hamidi bisa diterima dan bahkan berkembang pesat melalui berbagai Madrasah Khat serta Markaz-markaz Khat yang telah aktif dan tersebar di penjuru Nusantara.

“Anugerah Ijazah ini bisa menjadi sprit bagi kami, tidak hanya untuk meningkatkan minat dalam bidang pembelajaran kaligrafi, tapi juga sebagai wadah untuk menggali potensi dan agar lebih berinovasi pada bidang kaligrafi.” ungkap Mujib dengan penuh semangat.
Sementara, usai pemberian anugerah ijazah, kegiatan ini dilanjut dengan pameran kaligrafi, hasil karya dari proses pembelajaran dengan Manhaj Taqlidy Hamidi. Sebagai pamungkasnya di akhir acara, ditutup dengan pengumuman lomba Musabaqah Khat Riq’ah Nasional.

Syekh Belaid Hamidi sebagai pencetus Manhaj Hamidi, pada sambutan resmi dan di sela-sela acara selalu memberi motivasi dan dukungan terhadap pengembangan khot di Indonesia. Kaligrafer dan Juri kaligrafi pada IRCICA yang saat ini menetap di Darul Qur’an, Tangerang ini selalu menekankan satu hal dalam belajar khot; yaitu sabar, sabar dan sabar. [A. Yasir Amrullah/hamidionline.net]

Continue Reading

Lomba Kaligrafi oleh IRCICA dan The Bustan Khat, Singapore 2018

ircica-bustan khat

Kabar gembira bagi para kaligrafer Tanah Air khususnya, dan kaligrafer di Asia Tenggara pada umumnya, karena pada 24 April yang lalu IRCICA bekerjasama dengan The Bustan Khat, dan Madrasah Al-Junaid di Singapore telah mengumumkan lomba kaligrafi tingkat regional Asia Tenggara. Pendaftaran via online untuk lomba dalam dalam empat kategori, yakni Riq’ah, Diwani, Jaly Diwani dan Nasta’liq/ Jaly Ta’liq ini masih terbuka hingga akhir Juli 2018 mendatang.

Lomba yang dilaksanakan di bawah arahan langsung dari Direktur IRCICA, Dr Halit Eren ini menunjuk beberapa orang dewan kaligrafer sebagai dewan juri. Mereka adalah:

  1. Mr. Belaid Hamidi dari Maroko
  2. Mr. Efdaluddin Kılıç dari Turki
  3. Mr. ‘Athoullah dari Indonesia
  4. Mr. Muhammad Nasrullah Refa’ie, Singapore.

Lomba ini juga merupakan bentuk apresiasi IRCICA terhadap perkembangan kaligrafi di Asia Tenggara yang cukup signifikan. Karena itu tidak berlebihan jika koordinator pada lomba regional IRCICA ini diserahkan kepada sekretaris IRCICA Mr. Sa’id Kasmoğlu dibantu oleh juga salah satu pengajar di the Bustan Khat, Mr. Muhammad Nasrullah Refa’ie.

Berikut kalender lomba secara umum:

  • Pengumuman lomba, 24 April 2018
  • Terakhir pendaftaran, 30 July 2018
  • Terakhir penyerahan karya, 30 September 2018
  • Penjurian, 17 November 2018
  • Pengumuman dan pemberian hadiah, 19 November 2018

Untuk informasi lebih lanjut silahkan membuka tautan resmi The Bustan Khat berikut, dan untuk booklet lomba bisa anda di sini .

Continue Reading

Selamat Pemenang Lomba Kaligrafi Bank al-Baraka 2017

barakah

Postingan kali ini agak terlambat. Namun demikian, sangat penting untuk menjadi informasi dan dokumentasi bagi para kaligrafer semua. Bagaimana tidak, pada pengumuman even lomba kaligrafi internasional yang diadakan pertama kali tahun 2005, Bank al-Baraka Turki kali ini, terdapat tiga kaligrafer Indonesia yang berhasil memenangkan lomba di kategori Jaly Sulus. Bahkan salah satu dari kaligrafer berbakat tanah air, Ustadz Huda Purnawadi, berhasil mendapatkan posisi pertama di jenis khot yang rumit tersebut. Disusul oleh Ustadz Teguh Prastio di urutan kelima dan Ustadz Syahriansyah Sirajuddin, pada urutan ketujuh pada kategori yang sama.

Nama-nama tersebut tidak asing bagi kita, karena pada event baik skala asean maupun intenasional, mereka sudah sering memenangkannya. Tetapi untuk level lomba internasional bergengsi oleh Bank al-Barakah Turki, munculnya nama-nama tersebut pada daftar para pemenang sangatlah istimewa. Dan atas nama keluarga besar Ahaly Hamidi, kami mengucapkan selamat kepada para pemenang, kami ikut senang dan bangga dengan prestasi anda! Selamat untuk Indonesia, semoga pada waktu mendatang akan banyak kaligrafer tanah air yang menyusul prestasi mereka, sehingga membawa maslahat dan kemajuan kaligrafi di tanah air tercinta, amiin..

Berikut daftar lengkap pemenang dari website resmi panitia, serta beberapa karya pemenang yang berhasil kami kumpulkan.

Berikut beberapa karya pemenang lomba al-Barakah ke-5 2017.

Continue Reading