Malang, (Selasa, 21/11/2017) geliat perkembangan kaligrafi dengan manhaj hamidi kembali ditunjukkan di kota pendidikan ini. Berawal dari diadakannya peresmian organisasi BSO (Badan Semi Otonom) bidang kaligrafi yang dinaungi oleh jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Organisasi ini didirikan sebagai wadah bagi mahasiswa jurusan PBA yang ingin belajar dan mendalami kaligrafi dengan menggunakan metode Taqlidy manhaj Hamidi. Tentunya pembelajaran ini membutuhkan tenaga pengajar yang berlisensi, sehingga dari pihak jurusan memutuskan untuk bekerja sama dengan para pengajar dari Ahaly Hamidy Malang.
Peresmian organisasi ini ditandai dengan prosesi Marasim Ijazah, sebagai pengenalan kepada para mahasiswa bahwa dalam belajar kaligrafi juga terdapat lisensi yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya untuk menyalurkan dan mengajarkan ilmunya kepada orang lain, serta pembolehan untuk membubuhkan tanda tangan dalam setiap karyanya. Peresmian diawali dengan sambutan dari Syech Belaid Hamidi lewat rekaman video berdurasi sekitar dua menit. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah salah satu langkah yang baik dalam rangka menyebarkan metode Taqlidi dan membangkitkan kehidupan khat di Indonesia. Penyebaran khat di Indonesia saat ini sebagian besar dipelopori oleh dua lembaga besar, yakni Pondok Pesantren Darussalam Gontor dan Sekolah Kaligrafi Al-qur’an (SAKAL) yang kemudian membentuk serta menelurkan generasi khottot baru sehingga tersebarlah metode ini ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk juga kota Malang. Saat ini Ahaly Hamidi Malang di bawah kepemimpinan ustadzah Rini Yulia Maulidah mempunyai setidaknya 7 orang kaligrafer yang telah berijazah dalam jenis khat tertentu, diantaranya :
1. Abdul Hayyi Mustofa
Salah satu mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan murid dari ustadzah Rini Yulia Maulidah. Memulai pembelajaran khat pada tahun 2015, hingga mendapatkan ijazah pada tahun 2016. Mempunyai murid sekitar 15 orang talaqqi dan 1 orang murid online. Pernah menjadi juara harapan 2 pada perlombaan khat Riq’ah tahun 2017 di Surabaya.
2. Fitria Dewi Masyitoh
Mahasiswi asal Tuban yang sedang duduk di bangku semester 7 UIN Maliki ini memulai pembelajaran khatnya pada tanggal 27 Juni 2015 hingga 19 Agustus 2017. Mengajar khat di beberapa pondok pesantren di kota Malang dan Batu, serta mengajar di fakultas humaniora UIN Maliki Malang.
3. Multazam
Mahasiswa UIN Maliki asal Sulawesi Tengah memulai debut kaligrafinya dengan metode Taqlidy ini pada tahun 2015 – hingga memperoleh ijazah khat Riq’ah pada tahun 2017. Mengajar di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di Mahad UIN Maliki Malang, dengan jumlah murid 25 orang.
4. Fajar Al – Hadi Mughni
Mahasiswa kelahiran Padang ini memulai pembelajarannya pada ustadzah Rini Yulia Maulidah di tahun 2015 hingga mendapat ijazah khat Riq’ah pada tahun 2017. Mengajar khat pada organisasi yang sama dengan saudara Multazam.
5. Siti Baidatus Sholihah
Mahasiswi yang sedang mengenyam pendidikan Pascasarjana di UIN Maliki ini memulai perjalanan karirnya pada tahu. 2014 hingga mendapatkan ijazah khat Riq’ah pada tahun 2017. Murid dari ustadz Yasir Amrullah. Saat ini mendedikasikan ilmunya di Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikam dan memiliki murid online sebanyak tiga orang.
6. Isna Rofi’atul Ilmi
Mahasiswi asal kota Jombang ini merupakan murid dari ustadz Choirul Anas. Mempelajari khat Riq’ah dalam jangka waktu sekitar 2 tahun dimulai pada tahun 2015. Mahasiswi jurusan Seni Rupa di Universitas Negeri Malang ini mempunyai murid sekitar 25 orang.
7. Habibuddeen
Berbeda dengan anggota lainnya yang berkebangsaan Indonesia. Habib adalah salahsatu anggota yang berasal dari Thailand. Datang ke Indonesia dalam rangka studi di salah satu Universitas Negeri di kota Malang. Murid dari ustadz Aiman ini memulai pembelajaran khat pada tanggal 17 Juli 2017 s/d 22 Agustus 2017. Saat ini sedang melanjutkan khat Diwani pada ustadzah Rini Yulia Maulidah.
8. Rini Yulia Maulidah
Mahasiswi yang berasal dari kota Sidoarjo ini adalah pengajar utama di Ahaly Hamidi Malang yang mengantongi berbagai macam prestasi, diantaranya adalah telah mengantongi ijazah 3 jenis khat, pernah mengikuti pameran kaligrafi tingkat internasional di Sharjah, juara pertama pada lomba khat Riq’ah tingkat Nasional di Surabaya, dan juara 3 lomba khat Riq’ah se-ASEAN di Jombang tahun 2017. Beliau adalah murid dari ustadz Feri Budiantoro.
Setelah kegiatan Marasim berlangsung, respon positif ditunjukkan dari berbagai macam elemen, mulai dari petinggi jurusan, mahasiswa dari jurusan Pendidikan Bahasa Arab sendiri, bahkan dari luar jurusan sekalipun. Dibuktikan dengan semakin bertambahnya anggota Ahaly Hamidi Malang yang mengikuti kegiatan latihan rutin pada hari-hari berikutnya.
Diharapkan dengan adanya kegiatan Marasim Ijazah khat ini, semakin dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab kepada orang-orang, terutama pribadi- pribadi muslim akan pentingnya menjaga budaya dan kesenian Islam yang luhur ini. [Abdul Hayyi/ AH Malang]