Kaligrafer – Ismail Hakki Sami Afandi

sami afandi

Sami Afandi adalah salah satu kaligrafer besar yang pernah ada sepanjang sejarah seni kaligrafi. Beliau lahir di Istanbul tahun 1253 H/1837 M. Mulai belajar tsututs dan naskh dari salah satu guru di daerahnya yang bernama Busynaq Usman Affandi. Lalu melanjutkan belajar tsuluts jaly dari Raja`i Afandi murid dari Musthafa Raqim. Juga belajar diwani jaly dan diwani serta tughra’ dari Nasih Afandi, serta belajar ta’liq dari Kubriz Zadah Ismail Haqqi Afandi, murid dari Yasari Zadah, sedangkan ta’liq jaly beliau ambil dari Ali Haidar, murid yang juga dari Yasari Zadah. Selain itu, beliau juga menguasai khot Riq’ah yang beliau pelajari dari gurunya, Mumtaz Bik.

Beliau adalah kaligrafer yang mempunyai huruf sangat kuat hampir di seluruh cabang kaligrafi, terutama kaligrafi jenis besar (jaly). Karena kepiawaiannya, beliau termasuk kaligrafer yang produktif menghasilkan banyak karya. Selain karya yang banyak, beliau juga sangat detail pada bagian huruf dan susunannya, sehingga beberapa karya diselesaikannya dalam waktu yang sangat lama –hingga empat tahun-, karena ketelitian dan kesempurnaan hasilnya.

Gaya Penulisan Sami Afandi

Sami Afandi menulis dengan madrasah Muthafa Raqim pada tsuluts jaly, dan madrasah Yasari Zadah, putra Muhammad As’ad al-Yasari pada ta’liq jaly dan berhasil menguasainya dengan sempurna. Namun sejak tahun 1893, tulisan tsulust jaly beliau banyak diperngaruhi oleh madrasah Ismai’il Zuhdi. Jika anda berkunjung ke Istanbul, maka salah satu tulisan terbaik yang pernah ditulis oleh Sami Afandi bisa anda temuan pada ‘sabil’ dan tempat wudhu di Masjid Yeni, terdiri dari 12 baris. Di mana tulisan ini sampai sekarang menjadi rujukan para kaligrafer dalam khot tsuluts jaly.

Muhammad Syauqi Afandi, yang hidup sezaman dengan Sami mengatakan bahwa keindahan tulisan Sami Afandi tidak bisa diungguli.

Selain sebagai kaligrafer besar, Sami Afandi juga seorang guru yang berhasil dalam mengajarkan kaidah-kaidah kaligrafi. Tidak heran jika dari didikannya lahir murid-murid berdedikasi dan menjadi kaligrafer besar setelahnya. Seperti Muhammad Nadzif, Hasan Ridha Afandi, Ahmad Kamil Aqdik, Tughrakesy Ismail Haqqi, Hulushi Afandi, Aziz Afandi, Amin Afandi dan lain-lain. Tidak heran jika Sami Afandi juga diamanahi untuk mengajar kaligrafi pada “Diwan Hamayuni” dan “Madrasah Andarun”. Selain itu, beliau membuka pintu bagi yang ingin belajar kaligrafi ke rumahnya pada hari Selasa setiap minggunya, sebagai bentuk dari zakat ilmu beliau.

Banyak penulis dan peneliti kaligrafi menobatkan beliau sebagai kaligrafer terbesar yang pernah ada dalam sejarah kaligrafi Turki maupun dunia. Sami Afandi meninggal dunia pada tanggal 16 Rajab 1330/ 1 Juni 1912, dimakamkan di dekat Masjid Fatih – Istanbul. Semoga Allah senantiasa memberi rahmat kepadanya, dan menempatkannya di surga-Nya. Amin.