Membangun Nilai Karakter Lewat Manhaj Hamidi.

Imam Ali R.A berkata:

الخط مخفي في تعليم الأستاذ وقوامه في كثرة المشق ودوامه على الدين الإسلام

“al-Khat adalah (rahasia) yang tersembunyi pada pengajaran oleh guru, dan kekuatannya terdapat pada banyaknya latihan, dan keabadiannya terdapat pada agama Islam”.

Seorang murid jika ia ingin mendapatkan ilmu yang jelas, hendaknya ia berguru pada guru yang jelas pula. Disamping itu, bimbingan oleh seorang guru pun juga sangat dibutuhkan, karena memang nantinya peran guru sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seorang anak didik. Disinilah seorang murid dapat memaksimalkan waktu dan kesempatan yang diberikan kepadanya, dengan menggunakannya sebaik dan se-efisien mungkin. Karena memang keberhasilan tidak mungkin didapatkan dengan hanya bermalas-malasan, karena memang keberhasilan adalah buah dari kesunguhan.
Lantas, karakter apa saja yang dapat diperoleh dari seni kaligrafi ini?

  1. Kesabaran, belajar kaligrafi berarti belajar kesabaran. Mengapa? Karena memang dengan kesabaran, murid dituntun untuk menulis dengan tertib, sistematika, tidak asal-asalan. Untuk mendapatkan tulisan yang indah, tidaklah mungkin akan didapatkan dengan keburu-buru, disinilah pendidikan kesabaran dibentuk.
  2. Kejujuran, para murid dibentuk karakter kejujurannya lewat latihan yang diajukan kepada gurunya. Disini murid tidak diperkenankan untuk menjiplak pelajaran yang diberikan, namun dengan cara meniru beberapa tulisan yang berkualitas dari sumber yang terpercaya, tentunya tetap dalam pengawasan dan bimbingan seorang guru.
  3. Selain nilai kedua karakter diatas, kesungguhan ini juga tidak kalah penting. Tanpa adanya kesungguhan, tidaklah mungkin seorang murid akan menyelesaikan pelajarannya. Lebih dari itu, setelah menyelesaikan pelajaran nya, tidak menutup kemungkinan murid akan menemukan rahasia-rahasia goresan dalam tulisan yang mungkin belum terkuak sebelumnya.
  4. Yang terakhir adalah kedisiplinan, hal ini tdapat kita rasakan ketika kita latihan dan setoran dars kepada pembimbing pada waktu yang telah ditentukan. karena memang hal ini tidak dapat dilupakan, meninggalkan disiplin berarti menunda kesuksesan, so… do it now and keep discipline…..

Selain hal yang telah disebutkan diatas, ketika disela-sela pembelajaran,seorang guru akan memberikan tingkatan kesulitan tersendiri pada setiap pelajaran, hal ini dimaksudkan untuk menguji seberapa sabar seorang murid terhadap guru dan kesetiaan terhadap pelajaran. Jika dars khatnya telah mendarah daging pada murid, maka ia akan sabar dengan guru dan pelajaran, namun sebaiknya jika ia tak sabar, maka ia akan meninggalkan pelajaran dan putus asa (nau’dzubillah). Nilai inilah yang sebenarnya yang diinginkan oleh guru.

Hal tersebut merupakan metode yang ditempuh oleh ulama-ulama terdahulu selama berabad-abad dalam pembelajaran khat, metode ini mereka kenal dengan sebutan taqlidy, dimulai dari penulisan kalimat rabbi yassir wala tu’assir, rabbi tammim bi al-khair wa bihi al-aun, dan selanjutnya dimulai menulis huruf hijaiyyah dan sambung kalimat, rata-rata mereka menempuh pelajaran pertama selama 2-4 tahun. Ini merupakan bukan proses yang sebentar, namun memerlukan waktu yang relative lama, itupun jika pelajaran nya ditulis dengan kesungguhan dan keistiqamahan.
1461860217632Yang menjadi permasalahan nya sekarang adalah perbedaan waktu dan zaman. Sekarang kita telah memasuki dunia teknologi, yang membutuhkan segala kegiatan canggih dan super cepat. Maka jika metode yang da
hulu tetap di laksanakan, ini tidak sesuai lagi terhadap dunia pembelajaran sekarang. Sehingga dibutuhkan formulasi baru dengan cara pembelajaran modern dengan system classic. Perubahan zaman juga tidak jarang membawa orang lebih mudah untuk bersikap pragmatis, karena itu perlu kita camkan nasehat-nasehat serta saran dari mereka yang lebih berpengalaman berkenaan dengan cara belajar kaligrafi.
Mudah-mudahan dengan hadirnya metode taqlidy dengan manhaj hamidi ditengah-tengah kita, dapat membantu memudahkan dalam mempelajari disiplin keilmuan di dunia kaligrafi. Yasir

Ahaly Hamidy Jember
Jember, 24-Mei-2016.

Continue Reading

Kaligrafer Wanita Dalam Pentas Sejarah

kaligrafer wanita

Membincang tentang seni kaligrafi, tidak lengkap jika belum menyinggung tentang keberadaan para kaligrafer wanita yang ikut berperan penting dalam sejarak tumbuh kembangnya seni mulia ini. Hanya saja, mungkin kurang banyak sumber yang bisa memberikan keterangan dan data yang memuaskan.

Continue Reading

Geliat Indonesia di Lomba Kaligrafi Internasional IRCICA


Hasil dari lomba kaligrafi intenasional oleh IRCICA baru saja diumumkan tanggal 17 mei 2016 yang lalu. Karya yang masuk ke meja panitia sebanyak 979 karya dari 688 peserta yang berasal dari 18 negara. Dari karya yang masuk 314 masuk kedalam tahap akhir penjurian dan 112 karya dinyatakan menang. Dari 112 karya yang ada, 5 di ataranya berasal dari Indonesia.

Lomba yang diadakan dalam 11 kategori khot ini mengusung nama Hafidz Osman, seorang kaligrafer yang hidup pada abad ke-17. Dalam press rilis resmi di Hotel Dedeman, Istanbul, secara statistic, Iran dengan 23 pemenang adalah Negara yang paling banyak mendapatkan nominasi. Disusul oleh Mesir (20) dan Turki (17). Sementara Indonesia berada di urutan ke-8 dengan 5 pemenang, di antara Aljazair (7) dan Malaysia (4).

Perlu dicatat, bahwa 5 pemenang ditorehkan Indonesia tahun ini merupakan angka terbesar yang pernah muncul dalam lomba kaligrafi 3 tahunan yang telah berlangsung semenjak tahun 1986 ini. Karena itu sebuah kesyukuran dan kebanggaan kita bersama, dan tentunya prestasi tersebut perlu dijaga dan bahkan ditingkatkan. Bravo Indonesia, selamat kepada para pemenang!

Daftar kaligrafer Indonesia yang masuk dalam nominasi lomba kaligrafi internasional yang dihelat IRCICA tahun ini. [admin/hamidionline]

[table id=1 responsive=scroll/]

Continue Reading

Puluhan Karya Kaligrafi Islam eksis di Kampus IAIN Jember.

Tanggal 18-19 Mei 2016 merupakan hari yang spesial, sebab pada hari tersebut ICIS mengadakan kegiatan MA’RIFAH (Musabaqah Arabiyah, Injliziyah wa Funun Qur’aniyah) dalam memperingati hari Ulang Tahun nya yang ke-8. Kegiatan musabaqah ini di ikuti oleh peserta SMA/MA/SMK sederajat se-Tapal Kuda (Jember, Banyuwagi, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo).

Selain itu, pameran kaligrafi se-Jawa timur juga selenggarakan  untuk menambah kemeriahan pada acara tersebut. Pameran ini diselenggarakan oleh ICIS dibawah bimbingan Unit Pelayanan Bahasa IAIN Jember. Kegiatan ini merupakan implementasi dari seni islam ditengah-tengah masyarakat sebagai identitas seorang muslim.

Hal ini menunjukkan bahwa kebangkitan geliat khat di daerah Jember mulai terasa manfaatnya, yang merupakan representrasi Ahaliyul Hamidi di daerah Jember.

Lebih dari 60 karya yang termuat dalam pameran dengan peserta karya terdiri dari beberapa kabupaten di propinsi jawa timur, yang meliputi: Jember, Surabaya, Ponorogo, Jombang, Malang, dan Tulung Agung. Selain itu, beberapa pihak juga memiliki peran andil dalam mensukseskan acara seperti Telkomsel, Genbi, RRI, Suara Kartika dan pihak-pihak yang lainnya.

Pagelaran kegiatan ini ditujukan kepada mahasiswa IAIN Jember secara khusus, dan juga masyarakat secara umum, agar kesenian islam yang indah ini dapat dinikmati oleh mereka. Sebut saja Jimly, salah satu dari pengunjung pada pameran tersebut mengatakan ”kegiatan ini sangat keren sekali, meskipun beberapa karya tidak menggunakan figura sebagaimana mestinya, namun tetap kelihatan indah, super kreatif”. Pak Phito selaku Pembina dari Genbi sekaligus perwakilan dari Bank Indonesia yang sempat hadir melihat secara langsung kegiatan tersebut juga memiliki kesan khusus, yaitu “kreatif idea dan konseptual. Beberapa pesan darinya juga disebutkan agar kegiatan ini kedepannya disinergikan kepada pihak-pihak yang terkait agar lebih bersinergi dan juga sebagai point of interest di kota Jember.

Pameran ini merupakan acara perdana yang diadakan oleh panitia, meskipun perdana, namun perhatian pengunjung dapat dikatakan fantastis, ungkap Ahmad Yasir Amrullah selaku koordinator dalam acara tersebut. Hal ini terlihat dari jumlah pengunjung yang hadir selama pameran berlangsung yang mencapai lebih dari 200 pengunjung. Mudah-mudahan dengan adanya pameran ini, kesadaran umat muslim didaerah Jember meningkat dalam kesenian islam dan menjadi titik kebangkitan dalam dunia seni Islam dimasa yang akan datang tutupnya.

Continue Reading